WOW... Petualangan tiga bulan lebih 10 hari. Itulah salah program terbaru stasiun televisi Kompas TV. Perjalanan menyusuri pelosok Indonesia selama 100 hari nonstop yang dikemas dengan program titel 100 Hari Keliling Indonesia. Bintang film dan presenter Ramon Y Tungka selaku pemandu program bersama tim produksi Kompas TV melaporkannya catatan harian untuk pembaca Tribunnews.com. Berikut catatan hari ke-9.
TRIBUNNEWS.COM - Memasuki hari ke 19 petualangannya, Tim 100 Hari Keliling Indonesia Kompas TV sampai di Kabupaten Pringsewu. Di Kabupaten ini tim menemukan jejak mengapa seperti ada Jawa Mini di sini.
Pada tahun 1905 Pemerintah Kolonial Belanda memutuskan untuk "mengekspor" sebagian warga pribumi keluar dari Pulau Jawa, tindakan ini diambil menyusul banyaknya kritik terhadap kebijakan tanam paksa, yang berujung pada kemiskinan warga pribumi di Jawa. Sebanyak 155 keluarga dikirim ke desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan, Lampung.
Sama seperti Pringsewu, sebelum pemekaran Bagelen masuk dalam Kabupaten Lampung Selatan, namun usai pemekaran Bagelen masuk kedalam kabupaten Pasawaran. Di Pasawaran ini kita bisa menjumpai Museum Nasional Ketransmigrasian. Museum yang buka dari Senin hingga Sabtu ini menyediakan informasi, sejarah serta memorabilia kegiatan Transmigrasi di tanah air.
Museum ini meninggalkan salah satu peninggalan zaman Belanda, adalah bandul raksasa berdiameter lebih dari 1,5 meter . Bandul ini dulu digunakan untuk membuka lahan transmigran di daerah Lampung Selatan.
Boleh dibilang program pengiriman penduduk ala pemerintah kolonial Belanda ini, adalah cikal-bakal program transmigrasi yang akan dilakukan pemerintah Indonesia puluhan tahun kemudian.
Pada tahun 1950 Pemerintah Orde Baru mencanangkan Program Transmigrasi dan mengirim penduduk nya keluar Jawa. Seakan mengikuti jejak pemerintah kolonial Belanda, lagi-lagi salah satu daerah yang dituju untuk pengiriman para transmigran adalah di desa bagelen kecamatan gedong tataan, Lampung.
Sejak kedatangannya baik pada tahun 1905 ataupun tahun 1950, para transmigran asal pulau Jawa ini kemudian menyebar ke daerah-daerah di Lampung. Sebagian menetap di Pringsewu dan menamakan daerah yang mereka tempati sesuai kampung halaman mereka, sebagian lain menyebar ke daerah Metro, Tulang Bawang , Mesuji dan lain-lain.