Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Ternyata membuat tato (irezumi) di Jepang tidaklah murah. Satu badan penuh di tato di Jepang berharga paling murah 4 juta yen atau sekitar Rp 397 juta (kurs Rp 99 per yen). Kalau bagus dan lebih detail tato tersebut bisa mencapai 10 juta yen (Rp 992 juta) satu badan penuh.
Demikian ungkap pengarang buku "Yakuza dan Genpatsu" terkenal di Jepang, Tomohiko Suzuki, khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (16/4/2013), di Ikebukuro, Tokyo.
"Memang mahal tato di Jepang, itupun tergantung siapa pembuat tato, kalau terkenal si artis pembuat tato, maka mahal, dan secantik apa desain tato, pewarnaan, dan lainnya. Satu tubuh penuh seharga kira-kira paling murah 4 juta yen," paparnya.
Tato bagi yakuza, menurutnya, masih dilakukan hingga kini sebagai tanda, sebagai rasa sepenanggungan, kuat "tahan banting" dan gaman (bertahan, bersabar). Ada pula yang senang karena merasa menarik. Tidak ada keharusan. Tetapi semua tergantung kepada Oyabun. Apabila Oyabun senang tato dan bertato penuh, biasanya anak buahnya ikut melakukan pula sebagai lambang solidaritas satu keluarga. Agar merasa satu keluarga umumnya desain tato tak jauh berbeda dalam satu kelompok.
Kini citra tato seolah sudah mulai berubah di Jepang terutama setelah Wali Kota Osaka, Toru hashimoto, menggembar gemborkan penghapusan tato pada semua anak buahnya, semua karyawan pemda Osaka.
Akibatnya ada yang menentang beberapa orang dan mengatakan sebagai pelanggaran hak asasi manusia.
Tato sendiri dari sejarah sejak dahulu kala memang sebagai lambang yakuza sehingga citra bertato sebagai orang yakuza tidak lepas hingga kini.
Di beberapa tempat pemandian (air panas) umum, sudah mulai ada yang menolak orang bertato karena dianggap yakuza dan toko tersebut berusaha menjauhkan diri dari kedatangan yakuza karena ditakuti dan para pelanggan enggan dan tak mau lagi ke sana akibat ada yakuza di sana.
Apalagi setelah Revisi UU Anti-Yakuza di efektifkan mulai 1 Oktober 2011 sehingga apabila seseorang mengetahui Yakuza tetapi tetap mendekat maka akan ikut kena sanksi hukum pula di mata perundangan Jepang tersebut.
Akibatnya berbagai toko, tempat umum, tidak sedikit yang menempelkan stiker bertuliskan "Yakuza Dilarang Masuk". Di daerah selatan Jepang khususnya di Kyushu, Fukuoka, kelompok Yakuza di sana banyak yang marah kepada masyarakat setempat akibat penempelan stiker demikian yang praktis mereka peroleh dari kepolisian setempat.
Memang tato menjadi pertanyaan di Jepang saat ini, pro dan kontra. Di kalangan yakuza pun mulai longgar, "Beberapa anggota kelompok yakuza memang tak mengharuskan bertato bagi anggotanya," papar Suzuki lagi. Zaman sudah berubah, segala sesuatunya menang akan mengikuti perubahan zaman saat ini tampaknya. Apalagi mesti keluar uang 4 juta yen di tengah perekonomian belum jelas saat ini di Jepang, pasti semua orang akan pikir-pikir, kecuali bagi orang yang kelebihan uang mungkin.
Info lengkap yakuza di www.yakuza.in