News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Beauty Treatment

Kurang Tidur Bikin Kulit Cepat Menua, Ini Penjelasan Medisnya

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidur adalah proses aktif yang melingkupi 1/3 waktu hidup manusia. Sayangnya hanya sedikit penelitian yang membahas hubungan kesehatan tidur dengan kecantikan kulit.

Padahal, kita sudah lama mendengar tentang beauty sleep. Ya, artinya tidur dapat mempercantik kulit seseorang. Lihat saja, ketika kita kekurangan tidur, kulit tampak kusam tak bercahaya.

Ini disebabkan oleh meningkatnya hormon stres hingga meningkatkan peradangan/inflamasi pada kulit yang tentu buruk akibatnya pada kualitas kulit.

Kesehatan Kulit dan Kurang Tidur

Keduanya ternyata saling berhubungan erat. Gangguan tidur menurunkan kualitas kulit, bahkan memperburuk penyakit kulit, sementara penyakit kulit sendiri dapat mengganggu kualitas tidur. Kurang tidur akan memperburuk kondisi kulit.

Begitu kita kekurangan tidur, sel-sel inflamasi dalam tubuh akan meningkat. Tandanya, jerawat bermunculan, kulit jadi sensitif, reaksi alergi kulit memburuk dan iritasi pada kulit pun jadi semakin parah. Semakin kurang tidur, semakin banyak kita membutuhkan produk-produk perawatan kulit.

Kurang tidur juga akan merusak struktur kecantikan alami kulit. Sel-sel inflamasi yang meningkat kadarnya akan merusak asam hialuronat dan kolagen. Keduanya adalah bahan yang membuat kulit kenyal dan bercahaya.

Gangguan pada tidur, akan membuat penyakit-penyakit yang berhubungan dengan sistem imun kita jadi semakin buruk. Penyakit-penyakit kulit seperti psoriasis dan eksim (eczema) akan kambuh saat mengalami kekurangan tidur.

Psoriasis misalnya bukan semata penyakit kulit, ia juga merupakan petanda adanya peningkatan inflamasi. Adanya penyakit kulit yang tak kunjung sembuh, juga bisa jadi petanda adanya gangguan tidur yang belum terdeteksi.

Jam Biologis Kulit

Kulit berperan dalam mengontrol suhu dan pengeluaran cairan. Ini berkaitan dengan jam biologis dan pengaturan suhu inti tubuh (core body temperature).

Supra chiasmatic nucleus (SCN) memang merupakan pusat pengatur irama jam biologis. Tetapi ada juga pengatur jam biologis yang bersifat perifer. Kulit lewat kemampuannya untuk menjaga keseimbangan cairan dan melepaskan panas, juga turut mengatur jam biologis ini.

Kulit juga mempunyai kemampuan untuk merasakan perbedaan suhu sekitar, sehingga ia dapat memberi sinyal kepada otak untuk menjaga keseimbangan suhu inti tubuh tetap di sekitar 37 derajat celcius.

Suhu inti tubuh akan bergerak naik di siang hari, sementara beranjak malam akan mulai menurun dan mencapai titik terendah saat menjelang tidur. Suhu panas tubuh perlahan dikeluarkan lewat kulit.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini