Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM - Dewasa ini, selain kebaya dan gaun modern, ada banyak model gaun pengantin yang bisa menjadi pilihan.
Salah satunya adalah gaun pengantin cheongsam.
Dalam sejarahnya, cheongsam sebenarnya dipakai sebagai busana sehari-sehari oleh para perempuan di China pada tahun 1920-an.
Namun, seiring perkembangan zaman dan akulturasi budaya, model dan fungsi cheongsam pun berubah.
Belum lama ini, desainer Tina Andrean menghadirkan sederet gaun pengantin dan evening wear bersiluet cheongsam nan modern dalam sebuah pagelaran busana bertajuk "The Emperor" di Grand Ballroom Hotel Mandarin Oriental, Jakarta.
Di tangan dinginnya, gaun cheongsam hadir lebih segar dalam siluet dan permainan detail yang modern.
Untuk evening wear dan cocktail dress, Tina memodifikasi rok cheongsam menyerupai rok gaun bersiluet mermaid, dan A-line.
Bagian atas cheongsam sesekali juga dirombaknya. Seperti yang yang tampak pada look dengan gaun cheongsam sleeveless (tanpa lengan) dan one shoulder.
Aksen lace, ruffle dari kain tulle, korsase mawar, dan swarovski belt yang sesekali menghiasi gaun tersebut menyumbangkan kesan manis.
Palet warnanya pun cukup beragam mulai dari yang cerah seperti merah, biru, fuhchsia, sampai yang glamor seperti emas dan hitam.
Warna emas dan warna merah sendiri tergolong "wajib" dalam upacara pernikahan di China. Warna merah melambangkan kebahagiaan, dan warna emas melambangkan kemakmuran.
"Warna-warna yang beragam dengan sentuhan modern ini saya harapkan dapat menarik perhatian anak muda untuk mengenakan cheongsam," ujar Tina saat jumpa pers.
Untuk koleksi gaun pengantinnya tahun ini, Tina banyak bermain dengan bentuk dan modifikasi neckline.