News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

'Rantau Satu Muara' Inspirasi untuk Pemuda Galau

Penulis: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahmad Fuadi, penulis novel Negeri 5 Menara, Rantau Muara, dan Ranah 3 Warna, Senin (10/6/2013), mengunjungi Kantor Tribunnews.com di Jakarta. Ahmad Fuadi diterima oleh GM Tribunnews Febby Mahendra dan redaktur Tribunnews.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi Anda para pemerhati novel karya Alif Fuadi, bersiaplah membaca edisi terakhir dari Trilogi Negeri 5 Menara.

Novel ketiga ini berjudul Rantau Satu Muara, yang akan di-launching di Jakarta, 16 Juni nanti.

Dalam novel edisi terakhir, Fuadi memerkenalkan tagline 'Man Saara Ala Darbi Washala'. artinya, siapa yang berjalan di jalannya akan sampai ke tujuan. Tagline tersebut adalah mantra ketiga untuk melengkapi dua mantra sebelumnya.

"Novel ketiga ini bercerita tentang misi pencarian hidup Alif. Hidup hakikatnya adalah perantauan. Suatu masa akan kembali ke akar, ke yang satu, ke yang awal. Muara segala muara," kata Alif saat bertandang ke Kantor Tribunnews di Jakarta, Senin (10/6).

Fuadi menjelaskan, novel edisi terakhir ini lebih banyak bercerita tentang masa-masa penentuan yang dilalui lakon utama bernama Alif, setelah selesai mengenyam pendidikan di luar negeri.

"Ada masa di mana seorang remaja biasanya menjadi galau ketika baru selesai kuliah. Masa yang sangat menentukan arah masa depan. Biasanya, di masa itu ada pilihan untuk mencari tempat kerja, masa di mana juga seseorang menentukan pasangan hidup," tutur Fuadi.

Rantau Satu Muara adalah kisah tentang pencarian tempat berkarya, pencarian pasangan hidup, dan pencarian di mana hidup akan bermuara.

Dalam masa pencarian itu, dibutuhkan spirit konsistensi untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

Dalam novel ini, Fuadi juga bercerita bagaimana awal pertama kali bersentuhan dengan dunia pekerjaan, terutama ketika menjadi seorang wartawan. Serta, suka duka menjadi seorang wartawan dengan berbagai tantangan yang ada.

"Untuk mengembalikan lagi memori itu, saya melakukan riset langsung di tempat saya bekerja dulu (Redaksi Tempo). Saya ikut rapat redaksi untuk merasakan kembali suasana jadi wartawan," ungkap Fuadi.

Fuadi menegaskan, tujuan dari novel terakhir ini adalah memberikan inspirasi kepada pembaca, terutama para generasi muda yang sedang galau setelah menyelesaikan masa pendidikan.

Seperti halnya novel pertama dan kedua, novel terakhir selesai dikerjakan dua tahun. Ada 46 judul dalam novel yang terbagi ke dalam 399 halaman. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini