Gara-gara sulit mencari masakan sehat ketika singgah di Hongkong, misalnya, berat badan Vania sampai drop. "Nggak ada yang bisa saya makan di sana. Terlalu banyak penyedap rasanya. Dampak dari apa yang kita makan baru ketahuan 20 tahun mendatang," kata Vania
Kesadaran mengonsumsi makanan sehat semakin terbangun sejak remaja ketika mama Vania meninggal dunia akibat kanker payudara. Sebelum meninggal, sang mama berpesan agar anak-anaknya tidak sembarangan mengonsumsi masakan tidak sehat seperti makanan instan dan kalengan.
Antistres
Vania aktif mengusung kampanye bahwa masakan rumahan lebih enak, mudah, dan sehat. Selain lewat media massa, ia rutin mengajar les memasak bagi ibu-ibu rumah tangga di Modena Kitchen. Vania juga membumbui pelajaran memasak itu dengan pengetahuan tentang kesehatan fisik dan psikis
Menurut dia, makanan memiliki peran penting untuk keseimbangan kondisi fisik dan psikologis seseorang. Makanan yang salah atau tidak makan sama sekali justru akan semakin memperparah dampak stres. "Fisik dan mental yang bikin stres ini kayak siklus setan, terus berulang," kata Vania.
Cokelat, misalnya, memang ampuh meredakan stres. Namun, gula dalam cokelat justru menambah gangguan stres. Demi menangkal stres, Vania lantas menyarankan konsumsi lebih banyak makanan berserat seperti roti gandum, buah-buahan seperti strawberry, dan menghindari makan gorengan.
Keseimbangan hidup juga diperoleh dengan mengonsumsi makanan seimbang yang terdiri dari karbohidrat, daging-dagingan, dan sayuran. Pengetahuan tentang makanan sehat diperoleh Vania dari ilmu faal yang dipelajarinya di kampus, dan beragam kursus tentang makanan.
Setelah lulus 3,5 tahun kuliah di UI pada 2001, Vania melancong ke Los Angeles. Ia mengikuti kelas culinary art di Santa Monica dan mempelajari dekorasi makanan serta dasar memasak. Bakat memasak diwarisi dari neneknya yang punya usaha katering.
Tak tertarik membuka restoran, Vania justru bermimpi bisa membangun supermarket bahan makanan sehat di Indonesia. "Saya hobi makan. Ingin menularkan kebiasaan makanan sehat itu demi membantu orang lain," ujar Vania.
Sang Dewi Pagi
Vania mendefinisikan dirinya sebagai "morning person". Seluruh kegiatannya selalu dimulai dari pagi hari. Keluarga selalu menjadi fokus utama dari hidupnya di setiap hari baru.
Setelah menyiapkan sarapan bagi keluarga, kegiatan pertama yang wajib dilakoninya adalah mengantar putra putrinya berangkat ke sekolah. Dalam perjalanan ke sekolah itu lah, Vania menjalin komunikasi akrab dengan anak.
"Anak sekarang tidak bisa dikekang dengan otoriter. Supaya tetap di jalan yang benar ya harus dekat, dan ada komunikasi. Harus jadi sahabat baik. Kita tumbuh bersama. Saya menua dan mereka menjadi dewasa, bersama-sama," tambah Vania.
Kebiasaan mengantar sekolah itu diteruskan dari tradisi sejak Vania masih kecil. Ayahnya yang seorang dokter selalu menyempatkan diri untuk mengantar Vania pergi ke sekolah. "Saya nggak pernah luput mengantar anak. Masa kecil berpengaruh ke kepribadian anak. Saya protect mereka sejak kecil," ujar Vania.