TRIBUNNEWS.COM - Keluarga kecil bahagia adalah dambaan setiap individu. Untuk menerapkannya, diperlukan berbagai cara dan upaya.
Soal itu, Wakil Ketua MPR-RI, Hj Melani Leimena Suharli punya tips dan trik paling sederhana agar konsep keluarga kecil bahagia tersebut bisa diraih. Menurutnya, ini bisa dilakukan siapapun.
Cara paling penting yang sudah dia lakukan di dalam keluarganya adalah saling menghargai satu sama lain dan tetap melakukan komunikasi secara intens.
Secara spesifik, wanita kelahiran Jakarta, 27 Januari 1951 ini menjelaskan, suami harus menghargai isteri, begitu juga sebaliknya. Hal paling penting lain adalah, orangtua harus menghargai pendapat anak-anaknya dan anak-anak juga harus menghargai orangtuanya.
“Namanya manusia, pasti ada salahnya. Sewaktu-waktu suami saya sedang tidak dalam kondisi baik, kita sebagai isteri harus menghibur, bukan malah menambah beban. Dan itu berlaku juga untuk anak-anak kalau melihat orangtuanya dengan dalam kondisi tidak baik,” papar isteri dari Muhammad Suharli dan ibu dari tiga orang anak Suhandana Cakrawijaya, Ali Muhammad, dan Lendra Kraton Purnawa Dewi tersebut.
Menyoal tentang komunikasi, wanita yang kini menjadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat periode 2013-2015 ini mengatakan, saat ini teknologi sudah sangat canggih.
Menurutnya tidak ada alasan untuk tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga pada era telekomunikasi super canggih seperti sekarang.
“Ada SMS, BBM, telepon, twitter, FB, atau yang lain. Semua bisa dilakukan tanpa hambatan. Tanpa komunikasi, kita tidak tahu apa yang dikerjakan hari ini. Atau planing kita ke depan seperti apa kita tidak akan tahu tanpa komunikasi. Yang paling penting, dengan berkomunikasi kita bisa mengetahui cita-cita anak-anak kita mau jadi apa,” paparnya.
Menurut Melani, lewat komunikasi yang intens, sebagai orangtua, dirinya bisa membantu mengarahkan apa yang menjadi keinginan anak.
Melani mengatakan, komunikasi bisa jadi satu cara paling efektif bagi orangtua untuk bisa membimbing dan mengarahkan keinginan anaknnya.
“Orangtua kan kadang-kadang sering memaksakan kehendaknya sendiri, sementara anak maunya beda. Komunikasi itulah yang harus terus menerus dilakukan, ujar Melani.
Diakui Melani, sejauh ini apa yang diterapkannya di dalam keluarga sudah berhasil sesuai keinginannya.
Melani menyebut memiliki tiga orang anak yang masing-masing berhasil mewujudkan cita-cita dan kecenderungan mereka sejak masih kecil.
Anak pertamanya, Suhandana Cakrawijaya, sejak masih remaja sudah memiliki kecenderungan dengan dunia militer dan kepolisian, setelah diarahkan masuk Akademi Kepolisian, kini berhasil meraih cita-cita dan telah berpangkat Kompol di kepolisian.
“Kini dia menjadi perwira menengah. Dan untuk meraih itu, kami sebagai orangtua secara seksama memperhatikan kondisi fisiknya,” ujar Melani.
Anak keduanya, Ali Muhammad, kata Melani, sejak kecil senang dengan mata pelajaran berhitung, jadi dia masuk salah satu Fakultas Ekonomi Akuntansi sebuah universitas terkemuka di Jakarta.
Sedangkan anak bungsunya, Lendra Kraton Purnawa Dewi, menurut Melani sejak kecil sudah senang mengutak-atik komputer, setelah pendidikan komunikasi-nya selesai, dia dan sang suami mengarahkan sang anak untuk mengambil jurusan IT.
“Akhirnya dia lulus mengambil gelar master di Australia. Di sana dia bekerja di sebuah perusahaan di Australia,” terang wanita yang kini menjadi Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia periode 2010-2015.
Tentang jumlah anak agar tercapai konsep keluarga kecil bahagia, Melani mengatakan, jumlah anak tidak harus dua orang.
Semuanya, kata Melani kembali ke individu masing-masing. Dirinya dan sang suami memang sejak dulu memprogramkan kalau tidak memiliki dua, tapi tiga orang anak.
“Kalau menurut saya kalau lebih dari itu berat, karena saya ingin mempunyai anak berkualitas. Bukan terkendala dengan uangnya, tetapi lebih kepada perhatian. Saya tidak ingin salah seorang anak saya tidak mendapat perhatian. Jadi tiga anak, menurut saya, itulah kesanggupan saya. Insya Allah, apa yang mereka inginkan terpenuhi dan apa yang mereka cita-citakan tercapai. Tapi, secara pribadi saya katakan, kita tidak bisa menilai orang dari kesanggupan mereka mendidik anak-anak mereka, tetapi hasil dari didikan tersebutlah yang penting,” ujar perempuan yang juga menjabat Komisaris Utama PT Al Amin Universal dan Komisaris PT Manasik Prima itu.