TRIBUNNEWS.COM - Sebelum benar-benar mengakhiri hubungan, gunakan waktu untuk mempertimbangkan segalanya secara matang dan merinci. Apakah ini yang Anda butuhkan? Apakah Anda akan merindukan si dia? Apakah tanpa si dia, semua tetap berjalan sedia kala?
Seperti yang dilansir oleh GalTime, Dr Wendy Walsh, penulis buku The 30 Day Love, mengatakan, setidaknya ada dua cara putus cintatanpa "drama" berlebihan. Pertama, ketahui dulu karakter pasangan Anda. Kedua, akhiri hubungan dengan bijaksana.
Tipe pria seperti apakah si dia?
- Si dia tipe pria pendiam dan cuek
Pria yang tidak terlalu banyak bicara dan cenderung cuek, umumnya lebih memilih menghindar dari masalah. Mereka lebih nyaman untuk memendam perasaan dan melupakan masalah dengan cara tidak memikirkannya sampai berlarut-larut. Maka dari itu, langkah terbaik untuk mengakhir cinta dengan tipe pria seperti ini adalah langsung pada pokok masalah, tidak basa-basi, dan lakukan dalam waktu yang singkat.
"Biasanya pria cuek itu cepat untuk bangkit dari keterpurukkan. Tidak masalah apakah dirinya yang memutuskan hubungan atau dia yang dicampakkan. Intinya, mereka tidak akan kembali menoleh pada apa yang sudah mereka tinggalkan," ujar Dr Wendy.
- Si dia tipe pria tukang atur
Pria yang mendominasi atau hobi mengatur, banyak menghabiskan waktu untuk memenuhi obsesinya akan kehidupan mantan pacar usai putus cinta. Jangan heran saat sudah tak lagi bersama, Anda masih mendengar dirinya masih suka cari tahu mengenai Anda.
Perilaku yang demikian terus berlangsung sampai dirinya menemukan pengganti Anda. Sementara statusnya masih jomblo, maka bersabarlah untuk masih "merasakan" keberadaannya di sekitar Anda.
"Pria tukang atur senang memantau kegiatan mantan kekasih melalui jejaring media sosial," ujar Dr Wendy.
Putus cinta dengan bijak
Setelah mengetahui karakter si dia dengan rinci, maka langkah selanjutnya adalah menentukan gaya atau langkah memutuskan hubungan. Dr Wendy memiliki beberapa panduan putus cinta dengan cara yang dewasa dan bijak. Berikut uraiannya:
Bertanggung jawab
Jangan menyalahkan pasangan atas keputusan Anda. Utarakanlah alasan Anda mengakhiri hubungan dengan jujur dan terbuka. Walaupun sudah merasa jengkel maksimal, tetap hargai pasangan dengan penjelasan yang tidak memihak.
Jangan dendam
Tidak semua orang bisa dengan mudah tetap berteman dengan mantan. Kenyataannya, sedikit sekali mantan pasangan yang masih berhubungan baik setelah tak lagi bersama. Jika di fase awal putus cinta Anda merasa lebih nyaman untuk sama sekali tidak berkomunikasi dengan mantan, lakukanlah. Namun, jangan jadikan hal tersebut menjadi kebiasaan. Biarkan waktu mengalir dan meniadakan rasa dendam dalam hati Anda.
Hati-hati di media sosial
Jangan melampiaskan rasa kesal dan amarah Anda pada media sosial. Jaga emosi Anda, jangan biarkan masalah pribadi Anda menjadi konsumsi publik. Sebab, percayalah, melampiaskan amarah dan rasa kesal di media sosial, hanya akan membuat Anda menjadi lelucon bagi orang-orang sekitar.
Menurut Dr Wendy, memikirkan akibat sebelum memutuskan akan membuat segala sesuatu dalam hidup Anda jadi jauh lebih mudah.
Melissa Hendrasari/ Sumber : GalTime.com