TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perhelatan Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, bukanlah barang baru bagi desainer kondang Musa Widyatmodjo.
Sejak perhelatan ini diadakan 10 tahun lalu, Musa hampir tak pernah absen menampilkan karyanya di JFFF. Keaktifannya itu memang juga tak lepas dari perannya sebagai salah seorang penggagas JFFF.
Tahun ini, Musa akan kembali memamerkan karyanya. Kali ini koleksi terbaru dari label siap pakainya, M by Musa, yang ia bawa.
Namun, alih-alih menggelar peragaan busana di ballroom Hotel Harris sebagaimana biasanya, desainer lulusan Drexel University Philadelphia, AS, ini justru memilih panggung di area atrium Mal Kelapa Gading.
"Saya ingin membawa M by Musa ke masyarakat luas," ujar penasihat Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ini saat ditemui Tribunnews.com usai Gading Nite Carnival beberapa waktu lalu.
Sebanyak 75 look, busana pria dan wanita, bakal Musa tampilkan. Tak sekedar menampillkan. Supaya masyarakat benar-benar mendapatkan akses langsung dengan produknya, Musa telah memproduksi masal busana yang ditampilkan itu dalam delapan ukuran untuk langsung dijual di hari yang sama.
Dari 75 look itu, terdiri dari tiga potong. Sehingga total ada 225 potong busana yang dipresentasikan di panggung. Itu berarti Musa sedikitnya harus memproduksi 225 potong busana ke dalam delapan ukuran.
Total, ada 1800 potong busana yang ia produksi khusus untuk JFFF. Sebuah langkah yang jarang dilakukan desainer umumnya.
"Baru pertama kali kami melakukan ini. Fashion sejatinya bukan hanya milik fashionista, tapi milik masyrakat secara luas. Di sini, kita berbicara fashion sebagai industri," ujar desainer yang memiliki motto "Fashion is not just to be admired... it must be wearable" ini.
"the(isun)atmosphere", begitu Musa menamakan peragaannya itu, bakal digelar pukul 19.00 WIB, Rabu, 28 Mei mendatang. "the(isun)atmosphere" juga dapat disaksikan secara live-streaming di www.jfff.info.