TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istilah Healthy Portion Diet bisa jadi sangat asing bagi Anda. Tapi, berbagai langkah ataupun usaha untuk diet, tidak ada salahnya mencoba cara ini. Lalu apa sebenarnya arti Healthy Portion Diet serta bagaimana melakukannya?
SEBAGAI seorang profesional, Esti (33), seorang manajer di Bandung langsung menolak saat ditawarkan nasi ketika waktu sarapan di salah satu makanan cepat saji. "Aku lagi diet, jadi makannya hanya daging saja," katanya belum lama ini.
Ia mengaku khawatir jika mengonsumsi nasi, justru tubuh idealnya akan melar sampai akhirnya justru mengalami kelebihan berat badan. "Makan berlebihan sedikit saja berat badanku langsung naik. Itu yang aku khawatirkan," katanya.
Kekhawatiaran itu bukan tanpa alasan, ia mengaku pernah melanggar komitmennya mengurangi konsumsi nasi putih. Alhasil hanya dalam waktu seminggu berat badannya naik sampai enam kilogram. "Akhirnya aku tidak mau lagi mengonsumsi nasi terlalu banyak. Meski menyiksa tapi tidak punya pilihan lainnya," katanya.
Dokter Spesialis Gizi Klinik, Dr. dr. Inge Permadhi, MS. SpGK mengatakan, kesadaran kesehatan makin meningkat. Mereka berusaha untuk menghindari obesitas dengan berbagai cara. Bahkan rela menyiksa diri, misalnya dari yang biasa makan banyak harus mengurangi secara drastis.
Tapi banyak cara yang bisa dipilih tanpa harus menyiksa diri yakni Healthy Portion Diet. Cara ini lebih menekankan pengaturan makan sesuai dengan jam sarapan, makan siang, dan makan malam.
"Orang memilih enggan sarapan karena ingin kurus tapi saat siang hari ia makan berlebihan karena kelaparan, atau tidak makan malam, akhirnya jadi makan pagi terlalu banyak. Yang tepat, makan secukupnya pada jam seharusnya, " kata Inge saat dalam acara Nestle Healthy Zone di Pejaten Village, Jakarta belum lama ini
Healthy portion juga memberikan cara menentukan perbandingan zat gizi karbohidrat, protein, dan lemak dalam menu makanan kita sehari-hari yang diterjemahkan dengan menggunakan piring yang dibagi menjadi empat bagian.
"Pembagiannya adalah ¼ piring untuk karbohidrat dari makanan pokok, ¼ piring untuk protein nabati dan hewani serta lemak yang terkandung di dalamnya, dan ½ piring untuk sayuran atau buah-buahan yang kaya dengan vitamin, mineral dan serat," katanya.
Jadi, dalam satu piring, kita bisa masukan nasi, daging, dan makanan lainnya tanpa takut berlebihan karena kita sudah menghitungnya sesuai porsi. "Untuk protein dan lemak, kita harus seimbang 1:1 ya," kata Inge.
Pola makan sehat itu sesederhana mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan kita. Makanan harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh secara seimbang dan kita perlu memilih bahan makanan yang aman untuk dikonsumsi dan diolah secara sehat.
Obesitas telah menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Prevalensi obesitas terus meningkat, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2007, prevalensi nasional obesitas untuk dewasa, pada perempuan dan laki-laki masing-masing adalah sebesar 23,8 persen dan 13,9 persen.
Prevalensi tersebut meningkat pada Riskesdas tahun 2010 dan lebih meningkat lagi pada Riskesdas tahun 2013, yaitu prevalensi perempuan obes dari 26,9 persen meningkat menjadi 32,9 persen, dan laki-laki dari 16,3 persen meningkat menjadi 19,7 persen.
Inge menambahkan dengan menerapkan makan sesuai kebutuhan, maka indeks massa tubuh (BMI) seseorang dalam kadar normal. "BMI normal adalah 22,9. Bila sudah masuk 25 sekian, terhitung overweight. Dan, apabila mencapai angka 30, terhitung obesitas," katanya.
Indeks Massa Tubuh (IMT) dihitung dengan cara berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m) pangkat 2. Jika hasilnya nanti kurang dari 18,5 tergolong berat badan kurang. Jika hasilnya 18,5-22,9 berat badan normal, sedangkan diatas alami 23 kelebihan berat badan. Jika 23-24,9 berisiko jadi obes, 25-29,9 Obes 1 dan di atas 30 tergolong Obes 2. (Eko Sutriyanto)
Makan Secukupnya Pada Jam Seharusnya, Ini Porsi Ideal Untuk Diet
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Agung Budi Santoso
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger