Tribunnews.com - Ada banyak cara untuk membuat makanan tradisional Sunda terlihat menarik dan disantap semua kalangan, terutama anak muda. Itulah yang dilakukan De Tuik di Bojongkoneng, Bandung, Jawa Barat. De Tuik menampilkan berbagai makanan tradisional, seperti nasi cikur (kencur), sop buntut, dan gurame. Dari segi nama, memang terlihat biasa. Namun dari sisi rasa, baru luar biasa.
Seperti nasi cikur. Sesuai namanya, nasi goreng ini diolah dari berbagai macam jenis rempah terutama kencur. Karenanya, rasa maupun aroma yang tercipta, didominasi kencur.
Nasi kencur memang sudah akrab dengan lidah orang Sunda. Namun bagi Anda yang tidak meyukai kencur, jangan khawatir. Sebab, rasa kencur ini menambah gurih pada nasi gorengnya. Terlebih nasi kencur disajikan cantik dengan berbagai pasangannya seperti ayam, tahu dan tempe, sambal, dan lalap segar yang komplet. Mulai dari daun kemangi, timun, seladah, kol, tomat, dan lainnya.
Makanan unggulan lainnya adalah sop buntut. Keunggulan dari sop buntut De Tuik adalah dagingnya yang empuk dibubuhi bumbu yang gurih cenderung manis. Selain itu, kuah sup disajikan secara unik di atas tungku dengan nyala api, sehingga kuah sup dijamin selalu hangat.
Tapi dari sekian banyak menu, Anda belum ke De Tuik jika belum menikmati gurame telor asin. Meskipun makanan ini dihidangkan sama dengan gurame di tempat lain, namun rasanya membuat orang ketagihan.
Rasa gurih dari telur asin berpadu dengan gurihnya ikan gurame dan racikan bumbu yang dirahasiakan, membuat rasa gurame lain dari biasanya. Anda dijamin tidak akan mendapatkan rasa seperti ini di tempat lain. Gurihnya pas, enak di lidah, dan nyaman di perut.
Makanan yang disajikan De Tuik memang dibuat panas. Kenapa? ini menyesuaikan dengan konsep kafe yang dimiliki De Tuik. Berada di salah satu bukit di sekitaran Bojong Koneng, membuat udara di De Tuik sangat dingin. Dari sini, pengunjung bisa melihat keindahan kebun stroberi hingga Kota Bandung dari atas.
“Kalau ingin mendapat view yang bagus disarankan untuk datang pada sore menjelang malam hari. Sore hari, pengunjung bisa melihat keindahan Bandung dan suasana sekeliling kafe. Sedangkan di malam hari, pengunjung bisa melihat gemerlapnya Kota Bandung,” tutur Assisten Manajer De Tuik, Supadi.
Selain untuk acara makan biasa, De Tuik sering dijadikan tempat reuni, arisan, bahkan pernikahan. De Tuik juga dilengkapi cottage, pemancingan, peternakan sapi dan domba, serta fasilitas outbound. Ke depan, De Tuik akan dilengkapi dengan waterbom.