Ditampilkan pula koleksi para sahabat, guru, serta orang-orang yang sangat berpengaruh dalam karier Didi. Mereka antara lain desainer Pieter Sie, Iwan Tirta, Susan Budihardjo, Eddy Betty, Adrian Gan dan Sebastian Gunawan. Ia juga menghadirkan salah satu busana yang mengingatkannya pada jurnalis mode ternama Tanah Air yang disegani di jamannya, mendiang Muara Bagdja.
Tanpa melupakan rasa cintanya terhadap wastra tradisional, Didi akan memadukan koleksi museum dengan beberapa karyanya.
Total, ada 70 set busana yang terdiri 300 benda pamer (termasuk aksesori). Ini merupakan benda pamer terbanyak sepanjang sejarah pemeran yang digelar Museum Tekstil.
"Ada beberapa koleksi tetap museum akan dipindahkan dulu. Ada pula yang dibiarkan jika senada dengan karya Mas Didi," kata Felix.
Dengan hadirnya kaum sosialita saat pembukaan pemaran nanti, Kepala Museum Seni Rupa dan Keramik Dyah Damayanti berharap pengunjung museum di Jakarta khususnya akan semakin beragam dan bertambah.
"Tapi, tidak ada target jumlah pengunjung. Seperti biasa saja," ujar Dyah yang baru ditunjuk sebagai Kepala Museum dua hari lalu.
Setiap harinya, rata-rata pengunjung museum sekitar 100-200 orang dan dimonasi kunjungan murid-murid sekolah.
Namun Didi berharap, pameran yang tidak memungut biaya masuk itu dapat menggaet sekitar 2.000 pengunjung selama 9 hari penyelenggaraannya.
Selama pameran berlangsung, Didi akan mengundang siswa-siswi sekolah mode untuk berbagi pengalaman seputar berkarier di industri mode Tanah Air.