TRIBUNNEWS.COM - Memiliki tubuh yang semampai adalah sebuah anugerah bagi Joan Smalls. Berkat penampilan fisiknya itu serta bakat alaminya dalam berpose, Joan menjadi salah seorang supermodel baru yang pantas diperhitungkan.
Namun ternyata, perempuan kelahiran Puerto Rico 26 tahun lalu itu pernah menjadi korban ejek-ejekan (bully) saat duduk di bangku SMA karena bentuk tubuhnya.
"Badan ku tinggi dan sangat kurus. Pokoknya, aku terlihat aneh. Lantas, badan ku jadi bahan candaan murid-murid cowok di sekolah," ujar Joan kepada majalah Lucky, seperti dikutip Tribunnews dari E! Online.
Joan sempat merasa minder. Namun rasa percaya dirinya bangkit kembali setelah menyaksikan untuk pertama kalinya para model beraksi di layar kaca.
"Mereka muncul di tv, lalu aku berpikir tipe tubuh ku sama seperti mereka," ujar Joan.
Mengidolakan Naomi Campbell, Kate Moss, dan Christie Brinkley, Joan terkagum-kagum oleh profesi mereka. Sembari bekerja sambil berkeliling dunia.
Ia pun termotivasi untuk menekuni profesi model. Pada 2007, Joan hijrah ke New York City untuk membangun karier di dunia modeling secara profesional.
Tiga tahun berselang, sosok Joan mulai menarik atensi setelah muncul di peragaan busana karya Riccardo Tisci untuk rumah mode Givenchy.
Sejak itu, perawakannya mulai menghiasi panggung catwalk dan berbagai iklan di sampul majalah dan papan reklame. Ia juga didapuk sebagai salah seorang "angel" Victoria's Secret.
Baginya, modeling bukan profesi yang sekedar menunjukkan penampilan visual semata dan identik dengan segala sesuatu yang terkesan glamor.
Harapannya, ia dapat memanfaatkan profesi ini untuk memberikan kontribusi di bidang sosial, khususnya pemberdayaan perempuan.
"Aku melihat banyak perempuan yang memanfaatkan dunia modeling sebagai media (pemberdayaan perempuan). Lihat saja Gisele Bündchen dan Cindy Crawford. Itu menunjukkan, profesi ini memungkinkan Anda untuk berpendapat," kata dia.
(Daniel Ngantung)