TRIBUNNEWS.COM - Berhenti merokok itu sulit? Tergantung. Jika dilandasi niat yang kuat sebenarnya berpisah dari kebiasaan buruk ini bukan hal yang mustahil.
Menurut data di AS, sekitar 42 juta orang dewasa merokok dan hampir 70 persen mengaku ingin berhenti merokok. Tetapi metode untuk berhenti merokok yang mereka lakukan tidak berhasil sesuai harapan.
Meski begitu, sebagian dari intervensi yang dilakukan itu 25 persennya efektif membantu perokok untuk berhenti selama 6 bulan atau lebih.
Dalam laporan terbaru yang dimuat dalam the Annals of Internal Medicine the U.S Preventive Service Task Force (kelompok pakar independen) melakukan penelitian mengenai berbagai metode berhenti merokok.
Mereka menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk berpisah dari rokok adalah intervensi perilaku, termasuk di antaranya adalah konseling tatap muka, konseling lewat telepon dan metode sendiri, serta penggunaan obat-obatan seperti pengganti nikotin, bupropion dan varenicline.
Metode tersebut, baik salah satu atau kombinasi, membantu seorang perokok untuk berhasil berhenti merokok. Tetapi metode kombinasi dinilai memiliki kemungkinan berhasil yang lebih tinggi.
Sementara itu, beberapa studi yang menyebutkan memakai rokok elektronik bisa membantu menghilangkan kebiasaan merokok konvensional belum bisa disarankan. Hal ini karena belum cukup data mengenai manfaat metode tersebut.
Saat ini di beberapa rumah sakit besar juga menyediakan klinik berhenti merokok. Di Jakarta, pasien bisa mendatangi klinik di RS Persahabatan Rawamangun Jakarta Timur. Tentu saja selain upaya konsultasi diperlukan juga penyediaan lingkungan yang bebas asap rokok.(*)