News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anak Legislator Bunuh Pacar

Gaya Parenting Ibunda Ronald Tannur Disorot, Bela Anak Meski Salah, Kini Jadi Beban Keluarga

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Meirizka Widjaja, ibunda Gregorius Ronald Tannur resmi menjadi tersangka dugaan kasus suap tiga orang hakim atas vonis bebas perkara pembunuhan Dini Sera Afriyanti yang berbuntut operasi tangkap tangan (OTT) Kejaksaan Agung, pada Senin (4/11/2024) malam

TRIBUNNEWS.COM - Penetapan Meirizka Widjaja alias MW, ibunda Ronald Tannur, sebagai tersangka kasus suap hakim Pengadilan Negeri Surabaya, jadi sorotan publik.

Apalagi setelah berita mengenai penangkapan dan penahanan Meirizka diunggah oleh akun gosip di Instagram, yang memiliki 12 juta pengikut.

Akun tersebut memberi keterangan pada postingannya "The real beban keluarga."

Tentu saja menjadi sorotan netizen, yakni perihal cara Meirizka mengasuh anaknya, Ronald Tannur.

Banyak yang menduga, bahwa Meirizka tipikal orang tua yang memanjakan anak dan overprotektif. Ia melakukan apa saja untuk melindungi anaknya.

Tak peduli jika anaknya terbukti melakukan kesalahan. Meirizka bakal berada di posisi terdepan membela darah dagingnya agar lepas dari masalah.

Ronald Tannur saat ditangkap jaksa (kiri) dan Ronald Tannur usai divonis bebsa PN Surbaya (kanan). (Kolase Tribunnews.com)

Psikolog Anak, Remaja, dan keluarga Rosdiana Setyaningrum, dalam wawancaranya dengan Kompas.com, menyebut orang tua yang overprotektif bisa berdampak buruk terhadap anak.

Menurut dia, jika orang tua overprotektif, anak bisa jadi semena-mena.

"Tidak punya empati terhadap orang lain, dan tidak mengerti akibat," kata Rosdiana. 

Karena acap dibela orang tuanya, anak merasa bisa melakukan apa saja seenak perutnya tanpa peduli dengan konsekuensi.

"Anak ini tidak segan-segan bertengkar dengan orang hanya karena dia tidak senang. Dia bertindak semena-mena karena tahu orangtuanya akan membela," Rosdiana memberi contoh. 

Menurut Rosdiana, umumnya hal ini kerap terjadi pada anak dengan orangtua yang memiliki kekuasaan atau jabatan.

Anak merasa memiliki orang tua yang punya kuasa sehingga merasa tidak seorang pun bisa mengganggunya.

Sebagai akibat, anak tanpa pikir panjang melakukan hal yang merugikan orang lain hanya demi memenuhi keinginannya. Dia merasa tidak takut berbuat salah. 

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini