TRIBUNNEWS.COM – Perusahaan Dualstar Entertainment yang bergerak di ranah mode tengah menjadi sorotan publik dan media, setelah laporan seorang anak magang, Shashista Lalani, yang mengaku bekerja sampai nyaris mati, tetapi tidak kunjung digaji.
Perusahaan milik aktris kembar yang beralih menjadi perancang busana, Mary-Kate dan Ashley Olsen, ini resmi mendapatkan tuntutan hukum yang diajukan oleh Lalani.
Dalam tuntuan Lalani, disebutkan bahwa dia telah bekerja selama 50 jam dan sama sekali tidak mendapatkan bayaran yang telah disepakati bersama. Padahal, pekerjaan dan waktu kerja yang dijalani Lalani, menurut dia, melebihi dari karyawan tetap di perusahaan tersebut.
Selain itu, Lalani juga tidak menerima laporan penilaian kerja untuk kebutuhan akademis dari Dualstar. Hal ini semakin membuat Lalani meradang. Sebab, sebagai mahasiswa, laporan akademis merupakan salah satu persyaratan untuk lulus kuliah.
Dalam surat tuntutan yang diajukan Lalani, dia mengatakan sempat nyaris mati karena mengalami dehidrasi ketika menyelesaikan pekerjaan di Dualstar.
“Saya harus mengambil trench coat seberat 20 kilogram. Saat itu, udara sangat panas. Saya berjalan membawa coat dengan keringat yang deras. Rasanya saya sudah mendekati kematian,” ujar Lalani pada New York Daily News.
Kemudian, Lalani membeberkan bahwa dia sudah menuntaskan semua tanggung jawab sebagai karyawan magang.
Tanggung jawab tersebut adalah bekerja 50 jam dalam satu pekan di The Row (salah satu anak perusahaan Dualstar) dan menjalani semua pekerjaan seperti memasukan data ke spreadsheet, menuliskan laporan, menjalani semua perintah dari karyawan tetap, mengatur materi presentasi, melakukan fotokopi, menjahit, membuat pola, dan pekerjaan lain yang terkait.
Total masa kerja magang di Dualstar mencapai lima bulan dan sama sekali tidak dibayar sepeser pun. “Pekerjaan yang diberikan padaku adalah pekerjaan untuk tiga anak magang. Saya bahkan masih mengirim email tengah malam. Saya tetap bekerja meski sedang tidak enak badan. Jika tidak bisa membayar dengan uang, setidaknya berikan laporan akademis saya. Saya butuh itu,” pungkasnya.
Ternyata, Lalani tidak sendiri. Sebab, setelah dia mengajukan tuntutan ini, setidaknya ada 40 mantan karyawan magang yang bernasib serupa dengan Lalani.