Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Widhi Budimulia sukses menekuni bidang busana selama tiga dekade dengan tetap mempertahankan kualitas serta idealisme dari satu tren busana ke tren busana yang lain.
Memperingati tiga dekade perjalanan kariernya, Widhi menggelar peragaan tiga puluh koleksi busana karya terbarunya yang bertajuk The Red Line di Hotel Gran Melia Jakarta, Kamis (03/12/2015) lalu.
Tema The Red Line dimaknai sebagai benang merah yang yang menghubungkan garis rancangan mulai awal karirnya tiga puluh tahun yang lalu sampai sekarang.
“The Red Line of 30 Years Widhi Budimulia Portraiture” bagaikan membuka sebuah album kenangan yang menorehkan banyak garis warna dalam variasi konsep busana dari tahun ke tahun.
Pemakaian ornamen pada kain berupa lace, satin, duchess, paquard, ciffon, tulle serta penambahan detail berupa jahitan bordir dan opnaisel dengan drapping dan beading payet sengaja dimainkan Widhi untuk menambah kemewahan pada setiap busana.
Bentuk potongan busana dengan ciri khas simple, classic, dan elegan merupakan ciri khas Widhi sejak tiga puluh tahun lalu.
Busana bernuansa hitam, berupa gaun yang diberi hiasan manis di beberapa cutting edge mengawali acara peragaan busana.
Butiran kilau Swarovski serta asesoris dari Elizabeth Wahyu dipasangkan pada setiap koleksi Widhi, dipadu dengan flower print cloth dan aplikasi bordir yang mewah nan kemilau.
Widhi juga memakai banyak warna merah dengan berbagai posisi dan bentuk berupa tarikan garis yang tegas tapi tetap dibuat simple dengan siluet menawan, baik bentuk flowing (mekar) ataupun dangle (menjuntai).
Busana wearable masih jadi menjadi fokusnya.
Peragaan busana ini dibagi atas tiga bagian penting, yakni yang bercerita tentang sepuluh tahun pertama, sepuluh tahun kedua dan sepuluh tahun ketiga dalam perjalanan kariernya.