TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu lalu, label busana muslim, Zoya, mengumumkan koleksi kerudung halal yang telah rilis di pasaran.
Pada poster pengumuman yang diunggah ke akun Instagram Zoya, disebutkan bahwa, kerudung halal itu sudah mendapatkan sertifikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sontak, publik dan netizen pun dibuat heboh dengan label halal pada kerudung yang merupakan bagian busana wajib seorang muslimah.
Sebagai pelaku bisnis, perancang busana muslim Indonesia adalah pihak yang paling bersinggungan dengan label halal atau tidaknya busana yang mereka rancang.
Itang Yunasz, salah satu desainer busana muslim Indonesia memberikan tanggapannya.
Itang adalah desainer senior yang telah merancang busana selama 35 tahun. Respon pertama Itang saat mendengar isu ini adalah tertawa dan bersikap santai saja.
"Saya pikir ini agak berlebihan, karena baru di Indonesia saja kain disebut halal dan haram. Haram itu kan bukan hanya datang dari babi saja. Lagipula bagaimana busana lainnya yang dikenakan selain kerudung?," ujar Itang seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas Female.
Lalu, apakah Itang merasa takut dirugikan lantaran sertifikasi halal untuk busana muslim? Itang menjawab, "Saya yakin rizki Allah SWT yang atur, karena setahu saya di dunia ini cuma Indonesia yang sebut baju muslim. Baju itu tidak ada agamanya,".
Kemudian, Itang menjelaskan, jika di barat busana muslim seperti yang dikenakan oleh wanita Indonesia disebut modest wear (busana sopan) dan tentu dapat dikenakan oleh wanita dari berbagai latar belakang agama lainnya.
"Kembali lagi bagaimana memperlakukan busana menjadi lebih sopan seperti yang Islam inginkan untuk wanita. Semoga Allah melindungi kita dari hal-hal yang menyulitkan dalam Islam," urainya.