Konsepnya pun dibuat fun dan gaul. Setelah membayar tiket masuk pameran, semua pengunjung diberi kesempatan melestarikan dan merawat lingkungan. Ada juga lomba mewarnai untuk anak-anak.
Seminar menjadi salah satu program yang paling ditunggu-tunggu selama pameran Deep & Extreme Indonesia. Banyak isu-isu penting yang akan dibahas, seperti tentang perjalanan dan pariwisata terutama menyinggung soal ekowisata serta wisata bahari.
Topik lain dalam program seminar ini antara lain fakta pembangunan industri menyelam, ekowisata, lingkungan dan lain-lain. Pembicara yang diikutsertakan antara lain orang-orang dari generasi bervariasi yang memiliki pandangan visioner.
Mereka termasuk fotografer bawah laut, guru petualangan outdoor, spesialis lingkungan, penulis buku, seniman dan selebriti.
"Saat ini, Deep & Extreme Indonesia juga fokus terhadap kelestarian lingkungan dan pariwisata berbasis petualangan. Ini sejalan dengan program Kemenpar yang sedang memajukan wisata bahari di Indonesia. Upaya itu merupakan salah satu cara untuk mencapai jumlah target wisman sebanyak 20 juta orang pada 2019," papar Dadang.
Menpar Arief Yahya menyebut Indonesia punya dua per tiga dari seluruh koleksi terumbu karang dunia. Karena itu, meskipun diving dan snorkeling itu tergolong minat khusus, wismannya khusus, yang benar-benar ingin berbasah-basah di tengah laut, tetapi impact media value-nya sangat besar.
Apa sih yang dilakukan orang saat melihat keindahan yang luar biasa? Yang hanya 1001 orang yang bisa melihatnya? Eksklusif dan perlu berjuang keras untuk bisa menikmati jenis wisata itu?
“Share ke media social! Share ke Instagram, Facebook, Twitter, Google+, Pinterest, Whatsup Group dan lainnya. Mereka ingin berbagi suka, berbagi cerita, dengan public melalui medsos. Itulah yang membuat destinasi kita semakin popular. Tapi menuju ke suasana ini, kita harus terus berpromosi, wisata bahari kita," kata Arief Yahya.