Membuat para taipan negeri itu seperti Ratan Tata berani menginvestasikan uangnya di perusahaan milik Srikanth ini.
Srikanth memang meraih kesuksesan ini dengan susah payah dan jalan yang sangat panjang.
Dia harus mengatasi banyak rintangan dalam hidup termasuk dijauhi teman-temannya semasa masih bersekolah di desa.
Namun, setelah Srikanth masuk di sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus, kecerdasannya terpoles.
Dia juga memiliki bakat besar dalam olahraga catur serta kriket.
Saat duduk di bangku SMA, Srikanth harus berjuang keras untuk bersaing dengan rekan-rekannya.
Beruntung, dia mendapatkan guru yang rela mengubah semua bahan pelajaran dalam bentuk audio yang membantunya lulus dalam ujian.
Lulus dari SMA, Srikanth bercita-cita untuk belajar teknologi informasi di universitas ternama di India.
Sayang, meski hasil tes masuknya memuaskan, pemuda ini ditolak hanya karena di penyandang tuna netra.
Namun, dengan catatan akademisnya yang luar biasa, Srikanth malah diterima di Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS dan lulus pada 2012.
Setelah lulus, Srikanth langsung pulang kampung ke India dan bertekad mendirikan perusahaan yang akan mempekerjakan orang-orang berkebutuhan khusus seperti dirinya.
"Memberi uang receh kepada seorang pengemis di jalan bukanlah sebuah bentuk bantuan," ujar Srikanth.
"Bantuan yang benar adalah menunjukkan kepada seseorang cara untuk hidup dan memberi kesempatan mereka untuk mencoba. Tunjukkan kasih sayang dan buat orang lain berkecukupan," kata dia.
"Libatkan orang lain dalam kehidupanmu dan singkirkan kesendirian, serta berbuat baik, dan engkau akan mendapatkan balasannya," tambah dia.