Tak hanya motif batik umum khas Magelang. Para siswa juga mengembangkan sendiri motif lain, di antaranya bernama "Water Torn" dan "Diponogoro". Karya-karya ini juga sering dipamerkan dalam pameran-pameran di luar sekolah. Tak ayal, produk batik SMA Negeri 2 Magelang cukup dikenal masyarakat Magelang.
Pengabdian masyarakat
Ternyata, ada juga ekskul yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, salah satu contohnya adalah ekskul "Community Service" di SMA Negeri 10 Malang, Jawa Timur. Kegiatan ekskul ini sengaja dirancang untuk melatih kepedulian anak muda terhadap sesama.
Suasana di sebuah panti jompo.
Setiap Sabtu para siswa anggota ekskul melakukan beragam kegiatan sosial di sekolah-sekolah dasar, dinas sosial, panti asuhan, panti jompo, atau berkumpul bersama anak-anak jalanan. Tahun lalu saja, sudah ada 12 tempat disambangi para anggota pengurus dan guru pendamping.
Peduli lingkungan
Permasalahan lingkungan masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi banyak menggerus, bahkan merusak alam.
Hal ini memotivasi SMA Negeri 21 Makassar, Sulawesi Selatan, membuat ekskul yang berorientasi pada program-program peduli lingkungan.
Awal cerita, SMA Negeri 21 Makassar memenangkan kompetisi Toyota Eco Youth (TEY) ke-4 pada 2009. Kemenangan ini kemudian memotivasi pihak sekolah untuk secara resmi membuat ekskul "TEY".
TEY merupakan kompetisi khusus pelajar sekolah menengah yang bertujuan untuk membangun cara pikir dan mendorong kontribusi nyata anak muda terhadap perbaikan di lingkungan sekitar sekolah.
Robotik
Ekskul robotik di SMAN 8 Jakarta adalah salah satu cabang peminatan dari subseksi ekskul Teknologi dan Soundsystem (Teksound).
Klub pencinta robot yang beranggotakan 16 siswa ini cocok disebut sebagai ekskul indenpenden. Pasalnya, nyaris seluruh kegiatan yang mereka lakukan lepas dari dukungan pihak sekolah. Soal dana misalnya, untuk merakit robot mereka patungan. Enggak ada iuran resmi yang rutin, tiap anggota diajak untuk berdonasi tiap kali mereka sepakat untuk merakit robot baru.
Begitu juga dengan urusan pelatih. Mereka nggak mengandalkan guru apalagi ahli dari luar sekolah, dari angkatan ke angkatan, ekskul robot selalu dibimbing cuma oleh para senior. Di angkatan ini, seorang anak bernama Aska adalah seniornya.
(Natasha Eriska/sumber: bustle.com)