TRIBUNNEWS.COM - Banyak mitos berseliweran soal efek negatif membesarkan anak dengan bilingual (lebih dari satu bahasa).
Ada yang mengatakan, itu bisa membuat anak bingung memilih kosa kata hingga anak alami keterlambatan bicara.
Namun, nyatanya tetap banyak keluarga Indonesia yang menerapkan dua bahasa dalam percakapan sehari-hari di tengah keluarga.
Termasuk dengan anak-anak mereka. Melihat anak sudah pintar berbahasa asing sejak dini, tak jarang orangtua merasa bangga, bukan?
Dilansir dari HelloSehat, sebenarnya, ada untungnya membesarkan anak dengan dua bahasa.
Selain membangun kekuatan otak, bayi berusia 6 bulan yang mengerti dua bahasa kemungkinan memiliki kemampuan belajar dan ingatan yang lebih baik daripada yang hanya mengerti satu bahasa.
Jadi, asal tahu cara menyeimbangkannya dengan bahasa ibu, Anda tetap bisa, kok, bijak menerapkan tujuh cara ini untuk melatih anak terbiasa memahami dua bahasa. Apa saja?
1. Hindari bahasa bayi
Satu tahun pertama dalam hidup bayi adalah masa terpenting untuk membangun pondasi bahasa.
Timpali celotehan bayi Anda dengan kata-kata dan obrolan betulan, bukan bahasa bayi yang terdengar cadel atau lucu.
Makin banyak bahasa yang mereka dengar, makin berkembang bagian otak tersebut untuk fasih menguasai bahasa.
Kenapa? Sebab seiring usia, adaptasi anak pada suara dan bahasa akan makin menurun.
Itu sebabnya, ada anggapan lebih sulit mengajarkan bahasa lain pada anak-anak SD dibandingkan anak-anak usia preschool atau balita.
2. Nyanyi, baca, dan main