Laporan Wartawan TribunSolo.com, Hanang Yuwono
TRIBUNNEWS.COM - Mata uang kertas meskipun disebut kertas, namun kenyataannya tidak sepenuhnya dibuat dari kertas.
Hal ini pula yang membuat uang kertas rupiah yang biasa kita pergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak mudah kusut atau robek.
Dengan kegiatan transaksi yang berlangsung secara terus menerus, bagaimana bisa uang kertas tersebut bisa awet?
Kuncinya adalah pada material pembuatannya.
Meskipun uang kertas memiliki masa pemakaian tidak seawet uang logam, namun uang jenis ini juga diperhitungkan harus memiliki keawetan untuk digunakan masyarakat.
Apalagi uang harus memiliki ketahanan terhadap air dan tidak boleh mudah hancur.
Nah, material pembuatan uang kertas tersebut ternyata bukan dari kertas seperti namanya, melainkan dari kapas.
Uang kertas rupiah dibuat dari kapas dengan kandungan hingga 100 persen.
Kapas memang dikenal memiliki tingkat elasitas yang tinggi ketimbang kertas pada umumnya.
Nah begitupun saat proses pembuatannya menurut Pratomo (2000), uang kertas rupiah harus memiliki kondisi fisik seperti ini:
1. Tensile strength (indeks tarik) bagus
2. Tearing strength (ketahanan sobek) tinggi
3. Folding endurance (ketahanan lipat) tinggi
4. Tahan lama (durable)
5. Tidak mudah luntur
6. Perlu zat kimia tertentu untuk menghindari pemalsuan
Jika syarat-syarat di atas terpenuhi, maka uang kertas sebuah negara tersebut dikatakan sudah baik.
Lalu darimana Indonesia mendapatkan kapas untuk membuat uang kertas?