Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Jangkrik selama ini dimanfaatkan untuk makanan burung kicauan atau ikan hias. Tapi tahukah Anda jangkrik bisa jadi menu makanan lezat.
Adalah Aswinda Aji Kurniawan (23) yang mengolah binatang yang termasuk dalam keluarga serangga tersebut diolah menjadi beragam makanan yang patut dinikmati.
Usaha membuat makanan berbahan dasar jangkrik dilakukan pemuda warga desa Wonolagi, Kelurahan Giriasih, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta sejak tahun 2015.
"Awalnya pada tahun 2012 saya mulai beternak jangkrik untuk pakan burung kicauan. Pada beberapa tahun yang lalu terjadi perang harga yang menjadikan harga jangkrik murah. Agar mendapatkan pemasukan yang lebih besar, terpikir untuk membuat makanan dari jangkrik," ujar Aji.
Keputusan untuk mengolah jangkrik tak lepas dari pengalaman Aji di masa kecil di mana dia mendapati masyarakat di desanya yang mengolah jangkrik sebagai lauk makan.
Jika dulu warga Desa Wonalagi mengolah jangkrik dengan cara digoreng dan hanya menggunakan bawang dan garam sebagai bumbunya, maka Ajik mengolah jangkrik menjadi beberapa jenis makanan dengan beragam varian rasa.
Keripik jangkrik, peyek jangkrik, jangkrik balado, dan nuget jangkrik, adalah jenis makanan yang diproduksi Aji. Beberapa pilihan rasa pun tersedia, seperti pedas, keju, lada hitam, dan gurih.
Untuk membuat aneka jenis makanan tersebut yang digunakan adalah jangkrik jenis kalung. Jangkrik jenis ini memiliki tubuh yang lebih besar dari jangkrik mbering (yang banyak dijumpai di alam liar).
Jangkrik jenis ini jika diternakan masa panennya juga lebih cepat. Sebelum diolah menjadi makanan, jangkrik terlebih dahulu dibersihkan kotorannya dan kemudian dicuci.
Untuk membuat keripik, jangkrik yang telah bersih digoreng kering. Setelah matang jangkrik kembali digoreng dengan tepung yang diberi tambahan bumbu sesuai dengan rasa yang diinginkan.
Sedang untuk membuat peyek, jangkrik yang telah dibersihkan dimasukan dalam adonan peyek yang terdiri dari tepung beras, garam, bawang, dan santan.
Kedua makanan ini memiliki tekstur yang crispy. Ketika mencicipinya, rasa gurih daging jangkrik akan langsung terasa.
Rasa jangkrik sendiri seperti kebanyakan hewan berprotein tinggi lainnya, seperti udang dan belalang. Cemilan ini pas sebagai kudapan atau pun untuk lauk makan.
"Untuk membuat nuget, jangkrik disangrai dulu hingga kering. Setelah itu masih harus dioven agar benar-benar kering. Setelah dipastikan kering jangkrik diblender agar menjadi tepung," jelas Aji.
Setelah tepung jangkrik siap, langsung dibuat adonan dengan bahan lainnya, yakni tepung terigu, tepung panir, dan kuning telur. Adonan yang telah jadi kemudian dikukus. Tahap terakhir dipotong kecil-kecil sebelum digoreng.
Nuget jangkrik ini tidak kalah enaknya dibanding dengan nuget ayam ataupun ikan, dengan rasa yang gurih dan enak. Sedang, balado jangkrik adalah jenis makanan paling baru yang dibuat Aji.
Sebelum dimasak dengan bumbu balado yang pedas nan mantap, jangkrik terlebih dahulu digoreng. Perpaduan gurih daging jangkrik dan bumbu balado yang pedas, terasa sangat pas di mulut.
"Untuk nuget dan balado ini hanya mampu bertahan sekitar tiga hari. Jadi bagi yang menginginkannya harus pre order terlebih dahulu. Sedang untuk keripik dan peyeknya bisa bertahan hingga tiga minggu," kata Aji.
Usaha makanan jangkrik yang diberi label Jangkrik Tumin ini direspons baik oleh masyarakat. Dalam seminggu Aji mampu memproduksi 400 kemasan makanan dari jangkrik ini, dengan masing-masing kemasan memiliki berat satu ons.
Tidak hanya rasanya yang enak, jangkrik ini adalah hewan yang memiliki banyak manfaat. Selain proteinnya tinggi, kandungan progesteron jangkrik juga tinggi, sehingga baik untuk ibu hamil dan menyusui.
"Kandungan antioksida dalam jangkrik juga tinggi sehingga baik untuk jantung. Masih ada kandungan omega tiga yang sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang anak," ujar Aji menjelaskan.
Selama ini Aji mengandalkan media online untuk berjualan. Selain itu, pemuda bergelar Sarjana Komputer tersebut juga menitipkan di beberapa warung oleh-oleh yang ada di kawasan Parangtritis dan Malioboro.
Untuk harga, satu kemasan makanan dari berbahan jangkrik ini dijual dengan harga Rp 15.000. "Rata-rata dalam seminggu setidaknya omzet yang diperoleh sekitar Rp10 juta," katanya.
Dalam menjalankan usaha ini Aji juga memberdayakan masyarakat sekitar. Di tahap produksi dia mengajak ibu-ibu PKK desa Wonolagi. Sedang untuk pembudidayaan jangkrik ia menggandeng pemuda setempat.
Di samping terus mengembangkan usaha kuliner jangkrik, Aji tetap beternak jangkrik sebagai pakan burung kicauan.
Jika Anda tertarik merasakan sensasi menyantap jangkrik bisa memesanya melalui Facebook dengan alamat Grosir Jangkrik Jogja, Instagram yang beralamat jangkrik_indonesia.
"Makanan produksi kami ini juga bisa didapatkan jika Anda berwisata ke Watu Lumbung," beber Aji.