TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Surapaty mengatakan masalah terbesar yang dihadapi para Lansia saat ini adalah marjinalisasi.
Banyak yang menganggap Lansia sudah tidak produktif bahkan ada yang sengaja mengasingkan diri akibat merasa sudah tidak kuat lagi.
"Stigma negatif tentang lansia yang marjinal tersebut harus diubah karena pada dasarnya banyak orang-orang yang sudah lansia masih tetap produktif seperti halnya banyak profesor yang sebagian besar lansia," kata Surya di Jakarta, Rabu (4/10/2016).
Menurut Surya, sudah waktunya negara untuk memperhatikan kaum lansia dan menyiapkan generasi muda untuk menghadapi masa lansia dengan peningkatan usia harapan hidup.
Selama ini masih banyak kesalahan perlakuan dalam merawat lansia di keluarga dan banyak Lansia secara budaya etika tak dihormati, misalnya saja dalam hal memomong cucu.
Untuk itu BKKBN mengembangkan model kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) wadah kegiatan keluarga yang mempunyai lansia dan lansianya sendiri yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki Lansia.
Sementara lansia itu sendiri bisa meningkatkan kualitas hidupnya sendiri sehingga mewujudkan lansia yang tangguh, yaitu Lansia yang sehat, aktif, mandiri, dan produktif.
Selain itu, BKKBN juga menggalakkan Gerakan Revolusi Mental Berbasis Keluarga, artinya, perubahan mental bangsa Indonesia dimulai dari keluarga.
Seluruh anggota keluarga Indonesia harus mulai berubah dalam mewujudkan integritas, etos kerja, dan gotong royong.
Lansia, sebagai golongan yang telah memiliki pengalaman hidup dan bijak secara paripurna, diharapkan bisa membagi pengalaman hidup untuk generasi muda.
Lansia diharapkan menjadi salah satu motor penggerak Gerakan Revolusi Mental di keluarga masing-masing.
Lansia tidak hanya dipandang sebagai manusia yang menjadi beban keluarga atau beban pembangunan, sudah saatnya Lansia menjadi pemimpin utama dalam memberikan nasihat dan himbauan agar anak cucu mereka melakukan perubahan yang fundamental, yaitu perubahan mental.