TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Beragam kreasi busana pesta bertebaran di panggung Surabaya Fashion Week, Minggu (16/10/2016) malam.
Selain menampilkan busana-busana koleksi sejumlah tenan seperti dari The Grand Palace, Caroline Kosasih, Cerychan, dan Sissae Qipao, yang paling spesial adalah hadirnya rancangan desainer Deden Siswanto.
Desainer asal Bandung ini paling dinanti karena selalu menampilkan gagasan-gagasan menarik dalam setiap karyanya.
Di puncak gelaran Surabaya Fashion Week semalam, Deden menyajikan 15 rancangan yang semuanya ready to wear.
Deden yang selalu hadir lewat rancangan bertema budaya ini mengaku, karyanya kali ini berbeda dengan yang biasa dia bikin.
“Ini memang di luar jalur idealisme saya,” tegasnya di tengah kesibukan menyiapkan para model yang bakal memeragakan busana rancangannya.
Dari 15 kreasinya, semua berupa bahan organza, taffeta, dan satin. Sedang warna yang dipilih cenderung netral dan bisa digunakan di setiap kesempatan, seperti abu-abu, cokelat, dan hijau.
Yang menarik dari rancangan Deden ini semuanya menonjolkan lekukan tubuh sehingga menampilkan keseksian penggunanya.
“Yang ini memang evening gown dengan model mermaid berbentuk body conscientious,” papar member Indonesian Fashion Chamber ini.
Untuk rancangannya kali ini, Deden tak banyak memanfaatkan pernik aksesoris. Kalau pun ada yang memakai aksesoris, Deden hanya menempelkan metal pieces di beberapa karyanya.
Hampir semua kreasinya meski terkesan sederhana namun tidak meninggalkan kesan glamour. Ini tampak dari perpaduan motif polkadot dan potongan leher pendek di hampir semua rancangannya.
SFW yang digelar dalam rangka ulang tahun ke-6 Grand City Mall Surabaya ini dimeriahkan oleh parade busana dari 16 brand ternama yang dipamerkan selama tiga hari sejak Jumat (14/10/2016).
Untuk desainer tamu, selain Deden Siswanto, hadir pula desainer Elizabeth Njo Mayfen yang sudah memajang karyanya pada hari kedua SFW (Sabtu, 15/10/2016).