Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjamurnya situs-situs e-commerce tak membuat FashionValet tenggelam.
Justru, hal itu dijadikan tolak ukur untuk menjaga kualitas yang ditawarkan ke konsumen.
Pendiri FashionValet, Vivi Yusof terjaganya kualitas itu terbukti lewat eksistensi mereka hingga kini.
"Dalam industri e-commerce, FashionValet kami sudah bertahan selama 6 tahun hingga sekarang," ujar Vivi, saat ditemui usai konferensi pers di Press Lounge Area Jakarta Fashion Week 2017, Senayan City, Jakarta Selatan, Rabu ( 25/10/2016).
Vivi memahami industri startup dan e-commerce sangat kompetitif, terlebih kemunculan e-commerce baru tidak bisa dicegah.
Namun, fashion blogger tersebut mengaku percaya diri lantaran FashionValet memiliki keunikan serta target yang berbeda.
FashionValet, kata Vivi, menampung seluruh brand maupun desainer lokal se-Asia Tenggara.
"Saya rasa e-commerce kami itu unik, kami hanya menampung para desainer lokal di Asia Tenggara, jadi bukan hanya Indonesia saja," kata Vivi.
Wanita cantik tersebut menuturkan tujuan awal dirinya bersama sang suami membuat e-commerce untuk menyatukan seluruh desainer lokal di Asia Tenggara dalam satu wadah.
"Indonesia sering membeli produk Malaysia dan Singapura, begitu pula Malaysia, jadi sebenarnya kami ini mau membuat platform utama untuk desainer lokal di Asia Tenggara, agar semuanya menyatu," pungkas Vivi.
FashionValet merupakan sebuah situs e-commerce terbesar yang didirikan oleh sepasang suami istri, Fadzarudin Anuar dan Vivi Yusof pada 2010 lalu.
Kemudian pada 2016, lebih dari 400 brand dan warehouses telah bergabung dalam e-commerce tersebut, termasuk Studio 133 milik designer ternama Indonesia, Biyan.
FashionValet saat ini telah beroperasi di tiga negara, yakni Malaysia, Indonesia, dan Singapura.