Satu tantangan yang sering dihadapi dan tidak bisa dihindari dalam dunia bisnis seperti produk seni kain. Situasi dan kondisi proses pembuatannya sendiri yang memakan waktu lama dengan bahan baku yang berbeda pula yang menggunakan serat kayu dari pohon yang khusus, bahan pewarna alaminya yang juga diambil dari pohon-pohoh tertentu serta alat produksi yang tradisional, tidak bisa digantikan dengan alat yang lebih canggih membuat tenunan itu tidak mudah diproduksi. Itulah yang membuat pengembangannya terasa lambat, sehingga ada kendala untuk memenuhi permintaan pasar, " ucap Anna Mariana.
Kegiatan Anna Mariana yang sibuk dengan seabrek kegiatan, tidak membuatnya terpuruk, ia malah senang dengan semua kegiatan yang dijalanainya termasuk di dunia hukum maupun di sunia seni yang sedang gencar dilakukannya belakangan ini, “Buat saya dunia hukum juga seni, dan banyak juga kostumer saya yang datang meski sekedar untuk melihat-lihat atau membeli kain, umumnya mereka senang karena mereka menganggap saya tahu hokum, kadang saat mereka datang untuk melihat kain, mendisain baju atau membeli baju, mereka juga berkonsultasi hukum, jadi ibaratnya seperti menyelam sambil minum air,” ujar Anna Mariana sambil tertawa.
“Saya bukan muda lagi, makanya meskipun sibuk saya tetap menjaga kesehatan dengan baik, saya tidak ingin usaha saya ini berhenti di tengah jalan hanya karena adanya gangguan kesehatan, maka dari itu saya menjaga kesehatan agar tetap sehat, fisik maupun mental, ” ungkap Anna Mariana.
“Bila berbicara soal target, memang banyak hal yang belum tercapai, saya tetap berusaha untuk terus mengembangkannya agar ilmu yang saya miliki berkembang terus dan bisa ditularkan kepada generasi mendatang sehingga bisa mengembangkan kain dengan lebih baik lagi dari saya, ” ujar Anna Mariana.
Usia lanjut tak membuat Anna Mariana kendor untuk terus belajar, dia mengaku masih terus belajar untuk memaksimalkan kemampuanya di dunia kain lebih mumpuni.
“Sampai saat ini terus terang saja saya masih banyak belajar, karena saya ingin mereka lebih banyak lagi, para perajin tenun di seluruh tanah air, selain itu saya ingin memiliki museum kain tenun dan songket, karena di Indonesia ini masih belum ada, kalau museum batik sudah ada, jadi disamping mengkoleksi kain tenun lama, saya juga ingin memiliki musium, agar orang bisa tahu jenis-jenis kain tenun dan songket, agar mereka juga mencintai kain tenun tradisional karya bangsa sendiri, ” ucap Anna Mariana.
Di kediamannaya di kawasan Pndok Indah, Anna Mariana mempunyai ribuann koleksi kain, baik itu tenun songket maupun batik.
"Saya mempunyai baanyak koleksi dari berbagai daerah, yang tertua usianya lebih banyak dari Bali, pada satu ketika, ada seorang nenek keturunan raja di Bali, menyerahkan kain tenun yang tua, sudah banyak orang yang ingin memiliki benda tersebut, tetapi tidak dijualnya, eh dia malah menyerahkannya secara cuma-cuma kepada saya, mungkin dia tahu kalau benda itu berada di tangan saya akan terawat dengan baik, dan ada juga orang lain yang sengaja menitipkan kainnya kepada saya, pernah pada saat berlangsungya KTT Non Blok beberapa waktu lalu, salah satu koleksi kain tua saya itu pernah ingin dibelii dengan ditukar dengan mobil Mercy tapi dilarang oleh suami, karena berprinsip, bila mau kerja keras uang bisa didapat dan mobilpun bisa dibeli, tetapi kalau kain tua tak akan bisa ditemui lagi, ” ungkap Anna Maria.
Biodata: ANNA MARIANA, SH., MBA
TEMPAT /TGL. LAHIR : SOLO, 01 JANUARI 1960
STATUS : Menikah dengan TJOKORDA NGURAH AGUNG KUSUMAYUDHA, SH., MS., M Dan memiliki 4 orang anak.
PENDIDIKAN
NON FORMAL
Human Traficking Education & Indonesian Workers Conseling in Kuala Lumpur – Malaysia