TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Pameran Gebyar Pernikahan Indonesia (GPI) akan diselenggarakan Jumat hingga Minggu, 20-22 Januari 2017, di Kartika Expo, Balai Kartini, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Ini merupakan pameran ke-6 dari Parakrama Organizer, yang sudah dikenal piawai dalam mementaskan pameran pernikahan tradisional dan terlengkap. Untuk GPI ke-6 ini secara umum ada peningkatan jumlah peserta, dengan total menghadirkan 130 vendor pernikahan tradisional terbaik di tanah air.
Dengan 130 vendor tersebut, Parakrama Organizer mentargetkan total transaksi antara Rp 35-36 Miliar, dari perkiraan jumlah pengunjung 17.000 orang selama tiga hari pameran. Target transaksi dan pengunjung ini lebih besar dari GPI ke-5, dengan nilai transaksi Rp 33 Miliar dengan 15.000 pengunjung.
Yang menarik, sebagaimana disampaikan Arief Rachman, Direktur Pemasaran Parakrama Organizer, Selasa (17/1/2017), sebagian besar disumbangkan dari sektor katering.
"Bujet untuk katering memang selalu yang terbesar untuk pernikahan," ungkap Arief Rachman.
Bujet untuk katering, jelas Arief, biasanya mencapai 40-50 persen dari anggaran keseluruhan untuk acara pernikahan tradisional. Kontribusi terbesar lainnya setelah katering adalah dari paket-paket pernikahan lainnya, seperti dekorasi, baju, fotogtafi.
Arief Rachman juga mencatat adanya peningkatan jumlah vendor katering dari pameran yang diselenggarakannya. Jika pada GPI ke-5 jumlah vendor katering hanya 10, di GPI ke-6 ini meningkat menjadi 15. Salah satu vendor katering terkemuka di ibukota yang menjadi peserta pameran ini adalah Nendia Primarasa.
Perusahaan katering yang dibangun dan dibesarkan oleh suami-istri H. Heru Pujihartono dan Resti Nendia ini sudah tiga kali berpartidipasi di GPI.
"Usaha katering terus tumbuh," kata Arief.
Secara umum, papar Arief, adanya peningkatan transaksi dari beberapa pameran GPI, dengan kontribusi terbesar diberikan sektor katering, sekaligus menunjukkan sebuah anomali.
"Orang selalu bilang ekonomi kita lagi sulit, tetapi acara-acara pernikahan tidak pernah berkurang," ujar Arief Rachman.