TRIBUNNEWS.COM – Kolang- kaling kerap disajikan untuk takjil saat berbuka puasa.
Tapi, dalam keadaan segar, kolang-kaling tidak tahan disimpan lama.
Daya tahan simpan kolang-kaling segar dapat diperpanjang dengan merendamnya di dalam air dan dengan mengganti air rendaman setiap 2 atau 3 hari sekali.
Dengan cara sederhana ini, kolang-kaling dapat disimpan selama 2 minggu.
Setelah itu, kolang-kaling akan berasa asam, berlendir, dan mempunyai penampakan yang tidak menarik.
Kadar air yang tinggi dalam kolang-kaling dapat meningkatkan aktivitas bakteri, kapang, dan khamir.
Inilah yang mengakibatkan kolang-kaling menjadi mudah berbau asam, berlendir, serta berwarna putih kekuningan hingga cokelat.
Nah, bila kolang-kaling Anda setelah 2 minggu masih tetap keras dan kering, itu berarti kolang-kaling yang dibeli telah diberi tambahan bahan pengawet yang tidak seharusnya.
Untuk memperpanjang daya awet kolang-kaling dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dibuat manisan, disimpan dingin dalam lemari es, direndam dalam larutan natrium benzoat 0,1 persen, dikalengkan dengan larutan gula, diolah menjadi kolang-kaling kering, atau dibuat menjadi tepung.
Manisan kolang-kaling yang sering disajikan saat Lebaran tiba sebenarnya mudah dibuat.
Manisan kolang-kaling ada dua macam, yaitu manisan basah dan manisan kering.
Prinsip pembuatannya sebenarnya sama, hanya pada produk manisan kering ditambahkan satu langkah pengawetan, yaitu pengeringan sampai diperoleh produk kering yang awet.
Tahap-tahap pembuatan produk manisan kolang-kaling, seperti anjuran Prof. Dr. Made Astawan, sebagai berikut.
Mula-mula kolang-kaling segar direndam dalam air biasa selama dua hari dua malam (48 jam). Kemudian diblansir, yaitu dimasukkan ke dalam air mendidih selama 15 menit dan ditiriskan.
Untuk menambah daya tarik, kolang-kaling dapat diwarnai dengan cara merendamnya dalam larutan pewarna yang diijinkan untuk makanan, lalu diaduk merata, didiamkan sebentar, dan ditiriskan.