TRIBUNNEWS.COM - Mumpung masih bulan Agustus, momen untuk mengingat pahlawan bangsa.
Nah, sekarang ada sosok pahlawan masa kini.
Sosok ini layak disebut pahlawan buat anak kos-kosan, asrama, maupun perantauan di saat akhir bulan.
Yakni sosok yang telah membuat rasa mi instan menjadi sangat lezat.
Sehingga meski uang di dompet sudah tipis bahkan nyaris habis, kamu masih bisa merasakan lezatnya menu masakan khas Nusantara, yaitu lewat mi instan.
Saran nih asal jangan keseringan yak!
Oke kembali ke sosok yang sangat berjasa buat kalian semua.
Ialah Nunuk Nuraini, perempuan lulusan Universitas Padjadjaran Bandung dari jurusan teknologi pangan yang juga memiliki kegemaran memasak.
Informasi ini awalnya TribunWow.com (Tribunnews.com Network) dapatkan dari postingan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Ia mengunggah capture-an postingan Instagram @indozone.id.
"Coba anak-anak mahasiswa, ucapkan terima kasih dan doa yang baik untuk ibu Nunuk, sosok pahlawan bagi anak-anak kos, terutama jika akhir bulan. Hidup Unpad," captionnya.
Dari berbagai sumber, mencari tahu soal sosok Bu Nunuk, sapaan akrabnya.
Ternyata Bu Nunuk ini memang sudah di percaya di perusahaan mi instan yakni indomie sebagai peramu rasa baru dan lezat produk mi instan Indomie.
Nunuk pun sudah berhasil menciptakan berbagai rasa Indomie seperti yang beredar di pasaran.
Bahkan ketenaran jenis indomie yang berinovasi dengan rasa khas Nusantara, misalnya rendang, coto makassar, sate, dan lainnya, juga sangat diminati di luar negeri.
Terus apa ya rahasia Bu Nunuk untuk membuat bumbu mi instannya begitu lezat.
Ia pun bercerita bahwa bumbu-bumbu yang dibuatnya itu diproses dengan minyaknya.
Misalnya bawang merah, bawang putih, cabai, dan santan atau sesuai dengan rasa yang diinginkan.
Jadi kunci kelezatannya ada pada minyak di bumbu mie instan.
Terus bagaimana ya soal penyedap rasa atau MSG yang sering ditakutkan oleh penikmat mi instan?
Bu Nunuk yang sudah dipercaya selama 26 tahun membeberkan jika pada bumbu memang ada penyedap rasa namun konsentrasi MSG sudah diatur porsinya.
Pun ia memastikan bumbu-bumbu itu ia racik dari bahan alami pilihan.
Tak hanya itu, teknologi yang digunakan pada tahap pengemasan juga dijamin aman.
Bumbu dikemas menggunakan teknologi retort, yaitu teknologi pengemasan secara kedap dan pemanasan dengan suhu tinggi.
Hal ini mambuat bahan makanan menjadi aman, dengan kualitasnya tetap terjaga, awet dan nggak rusak selama kemasan dalam kondisi baik.
Jadi kalau kamu mau makan mi instan tak masalah, hanya saja mungkin kamu bisa atur jadwalnya agar tidak terlalu sering.
Kan kata pepatah apapun yang berlebihan itu tidak baik bukan? (TribunWow.com/Tinwarotul Fatonah)