TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Ada yang menarik dalam prosesi akad nikah pasangan Idunk Ace Pradana - Annisa Diah Siswantari di Miniatur Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Minggu (15/10/2017) pagi. Ini karena mas kawin yang dipakai tidak lazim dari biasanya.
Mas kawin yang dipakai adalah sebuah saham dengan kode SIDO, yaitu nama dagang sebuah perusahaan jamu terbesar di Indonesia. Jumlah saham yang diberikan oleh Idunk adalah 50 ribu lembar dengan nominal Rp 27,75 juta (harga perlembar saham Rp 555).
Pembelian saham sebagai mas kawin ini disambut baik berbagai kalangan. Satu diantaranya Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk, Irwan Hidayat.
“Apa yang dilakukan Idunk bisa menjadi contoh untuk pemuda agar gemar menabung dalam bentuk saham,” ungkap Irwan.
Sementara Idunk sendiri merasa lega karena prosesi akad nikah berjalan lancar dan sakral. Keluarga besar pun ikut larut dalam kebahagiaan.
Keputusan untuk memakai saham sebagai mas kawin ini menurut Idunk karena saham bisa dijadikan pegangan untuk masa depan.
Apalagi saham adalah salah satu instrumen investasi yang akan tumbuh dalam jangka panjang. Artinya, suatu saat nanti akan mendatangkan keuntungnya.
Profitabilitas saham yang stabil, hutang yang rendah dan dividen yield tinggi menjadi pegangan Idunk memilih PT Sido Muncul, Tbk untuk menanam saham.
Terlebih menanam saham pada perusahaan yang tepat, menurut Idunk, dapat mempunyai masa depan menjanjikan dengan kualitas pengelolaan yang mumpuni.
"Selain menguntungkan, menabung dalam bentuk saham ini bisa jadi pegangan untuk istri saya jika dia dan keluarga kami sedang dalam darurat," kata Idunk.
Sementara Annisa, sang istri merasa senang dengan mas kawin saham ini.
"Karena dari Mas Idunk yang menanam saham ini membuat saya semakin yakin dengan dia, berarti dia sudah memikirkan bagaimana masa depan dengan menyusun planing mulai sekarang," kata Annisa.
Memang, menanam saham memang menjadi tren dikalangan anak muda untuk menghadapi masa depan.
“Di jaman sekarang anak muda memang punya trend menabung melalui saham,” ujar Nanik R Sunarso selaku Senior Manager PR PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk.
Gencarnya sosialisasi dari Bursa Efek Indonesia ke kampus-kampus membuat kaum muda melek saham.
Idunk misalnya, yang mulai mengenal saham sejak ia belajar di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tahun 2013 lalu.
Sementara Annisa kebetulan adalah adik angkatan Idunk mulai menabung saham pada tahun 2016 lalu.
Tentunya, dalam menabung saham ini mereka tidak sembarang memilih perusahaan. Artinya, hanya perusahaan yang berpotensi provit tinggi yang akhirnya dipilih.