TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Percikan sinar matahari mengilhami tiga bersaudara Siriz, Senaz dan Sansa untuk menghadirkan busana muslim dengan tema Sunrise.
Hasilnya, busana dengan gradasi warna yang menggambarkan pergerakan matahari yang menyinari bumi di pagi hari.
Saat matahari terbit, terjadi perubahan warna langit yang semula gelap bertransformasi menjadi jingga, kuning, kemerahan, hingga pada akhirnya wujud matahari terlihat sempurna berdampingan dengan gumpalan warna putih di langit biru. Warna-warna inilah yang juga hadir di gaun kreasi tiga bersaudara tersebut.
Dari 10 rancangan baru yang dihadiran di panggung East Java Fashion Tendance 2018 di Atrium Ciputra World Surabaya, Sabtu (3/3/2018) malam, juga menampilkan warna-warna magenta dan terracotta yang identik dengan proses matahari terbit. Selain itu juga ada warna-warna natural yang mewakili alam, seperti hijau dan tosca.
Koleksi busana berlabel SiSeSa yang diambil dari penggalan nama ketiga bersaudara itu terdiri dari satu set, yaitu dress dan khimar.
“Sedang siluet dress selalu flare dan clock, supaya tidak membentuk tubuh,” tegas Senaz di tengah kesibukan mempersiapkan busana yang akan diperagakan di East Java Fashion Tendance.
Menurut Senaz, khimar selalu menjadi ciri khas gaya busana SiSeSa, yaitu kerudung panjang menutup dada dan bagian pantat. “Namun, tetap mempunya style dan original,” imbuhnya.
Busana ‘Sunrise’ ini dilengkapi dengan Kristal Swarovski hingga kian menambah aura kecantikan pemakainya tanpa harus menggunaan aksesoris seperti kalung maupun gelang. “Taburan Swarovski ada pada dress dan khimar,” kata Sansa.
Di hari ke-3 penyelenggaraan fashion akbar yang digelar Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Timur ini disajikan pula karya-karya Lia Berlianti, Dwi Adi Kusuma, dan Ulfa Mumtaza. Selain itu masih ada 10 rancangan kreasi Savitri, desainer dari Pontianak, Kalimantan Barat.