News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kreatif, Dari Paralon Bekas Tak Berguna Disulap Taufik Menjadi Lampu Hias Nan Indah

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Taufik Suwandi dan lampu hias paralonnya

TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Taufik Suwandi ini sangat kreatif. Warga Desa Kenep, kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan ini sekarang dikenali banyak orang.

Kenapa ? karena pria berusia 40 tahun ini menyulap paralon bekas menjadi lampus hias. Bahkan, dia membuat paralon bekas ini memiliki daya jual yang tinggi di pasaran.

Ia menjadikan paralon sebagai desain atau bahan dasar membuat lampu hias. Ide kreatifnya ini sempat terpatahkan, karena untuk bisa membuat satu lampu hias berbahan dasar paralon ini, ia sempat 10 Kali gagal saat uji voba pertama kalinya dulu.

Kehadiran lampu hias yang terbuat dari paralon ini bisa menjadi obat bosan dengan lampu malam yang itu-itu saja.

Lampu itu berwarna-warni. Ada yang warnya hijau, ada pula yang warnanya biru , merah dan lainnya. Sepintas dilihat, tampilan wadahnya seperti terbuat dari kertas. Namun, setelah didekati, ternyata terbuat dari paralon.

Yang menarik, ada ukiran pada wadahnya. Ukirannya memiliki desain yang beragam. Ada bunga, binatang dan berbagai design lainnya. Desain seperti ini cocok jika dipajang di kamar ataupun ruang tamu. Besar kemungkinan, bisa mempercantik ruangan.

Lelaki yang juga seorang pelukis tersebut, baru beberapa bulan terakhir menekuni pembuatan lampu hias. Ia kepincut membuat lampu hias, seiring ketertarikannya untuk melukis di media yang berbeda.

“Kalau melukis di media kertas ataupun kanvas, sudah biasa. Saya ingin, membuat suata media lukis yang tidak umum,” katanya.

Ide itupun, dikatakan bapak dua anak ini, awalnya diaplikasikannya menggunakan bambu. Sepotong bambu ia pakai, untuk menyalurkan idenya. Namun, angan-angannya tak sesuai kenyataan. Karena, uji coba menggunakan bambu gagal total. "Bambunya pecah. Dan lagi, sangat susah,” jelasnya.

Taufik sampai kehabisan ide untuk mencari bahan yang pas, menyalurkan idenya ini, melukis di media selain kertas dan kanvas. Hingga beberapa hari kemudian, ide itu muncul di benaknya. Yakni, dengan menggunakan paralon.

Ia kemudian membeli paralon putih. Paralon itu dipotong hingga seukuran 20 sampai 30 sentimeter. Selanjutnya, paralon itu dilubanginya. Lubang-lubang tersebut dibuatnya dengan menggunakan bor.

Agar terbentuk gambar yang diharapkan, sebelum dibor, paralon tersebut dibuatkan pola. Caranya dengan menggunakan kertas yang digambar sesuai keinginannya. Selanjutnya, gambar itu ditempelkan ke paralon dan diberi cahaya.

Selanjutnya , kata dia, gambar itupun diblat, hingga terbentuk di paralon. Begitu tergambar di paralon, pengeboran pun dilakukan. “Saya buat pola dulu, baru kemudian dibor mengikuti pola yang tergambar di paralon,” terangnya

Mulanya, memang tak mudah. Ia berulang kali mengalami kegagalan, untuk mengaplikasikan idenya. Berkali-kali paralon yang sudah dibuat pola, pecah ketika dibor. Tercatat, sekitar 10 kali ia gagal dalam uji coba. Sebulan lamanya ia melakukan uji coba tersebut.

“Sampai kemudian saya menemukan formula yang pas. Ngebornya tidak boleh keras-keras dan butuh ketelatenan. Sebelumnya memang susah. Kadang pecah. Kadang lubangnya terlalu besar. Pokoknya tidak sesuai harapan. Sampai sekitar sebulan lamanya, uji coba itu saya lakukan,” tutur suami dari Erna Wati tersebut.

Berkali-kali gagal, tak membuatnya patah arang. Buktinya, ia kini mahir membuat kreasi lampu hias dari paralon. Bukan hanya model sesuai dengan keinginannya. Ia pun bisa menerima pesanan gambar, sesuai dengan keiningan pemesan. “Biasanya membuat kreasi binatang ataupun bunga. Tapi, kami juga bisa membaut gambar lampu sesuai permintaan,” imbuhnya.

Menurut Taufik, sehari ia bisa membuat satu lampu hias. Waktu pembuatannya memang tidak cepat. Karena butuh proses mulai dari pengeboran hingga pewarnaan. Lampu kreasinya itu, dibandrol dengan harga yang bervariasi.

Paling murah Rp 175 ribu. Sementara paling mahal, bisa sampai Rp 350 ribu. Bandrol harga tersebut, bergantung kerumitan dalam pembuatan ukirannya.

Taufik mengungkapkan, pesanan yang datang, bukan hanya dari lokal Beji, Bangil ataupun Pasuruan. Karena permintaan juga datang dari Yogyakarta. Biasanya, selain untuk kamar, juga untuk lampu cafe dan ruangan lainnya. (Galih Lintartika)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Unik, Pelukis Ini Manfaatkan Paralon Untuk Membuat Lampu Hias,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini