News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Luwesnya Para Puteri Sri Sultan Hamengkubuwono X Membuat Apem

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putri Sri Sultan membuat apem dalam prosesi ngapem.

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Suasana di satu sudut Bangsal Keputren yang berada di dalam kawasan Keraton Ngayogyakarta terasa riuh pada Sabtu pagi (14/3/2018).

Puluhan wanita lintas usia tampak sibuk menuangkan adonan yang telah dibuat sehari sebelumnya untuk kemudian dituangkan di atas tungku yang sudah panas membara.

Sembari duduk berjejer, para perempuan yang mengenakan pakaian khas keraton tersebut melakukan tugasnya masing-masing, ada yang membawa adonan, membalik apem hingga menyortir apem yang sudah matang.

Para perempuan tersebut sedang melakukan proses membuat apem atau biasa disebut 'Ngapem' yang merupakan bagian dari rangkaian acara Tingalan Jumenengan Dalem.

Tampak dalam prosesi Ngapem tersebut dipimpin langsung oleh permaisuri, GKR Hemas setra diikuti juga oleh para putri dalem, seperti GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Maduretno, GKR Hayu dan GKR Bendara.

Baca: Bukan karena Pejodohan, Bocah SMP Ini Ingin Menikah Muda karena Takut Tidur Sendirian

Suasana ngapem yang diikuti oleh keluarga raja serta beberapa abdi dalem perempuan, pagi itu berlangsung cukup intim dan diselingi canda tawa.

Bahkan terlihat beberapa kali, para putri dari Sri Sultan tampak asik mengobrol dan bercanda satu sama lain dengan saudarinya sembari menunggu apem matang.

Mengingat prosesi ini merupakan acara yang mereka jalani setiap tahun, maka tidak heran jika para putri Sri Sultan tampak luwes dan lincah mengubah adonan menjadi apem.

Meskipun beberapa kali apem yang mereka buat tampak terlalu matang hingga terlihat gosong, namun mereka tetap terlihat asyik satu sama lain.

Tradisi ngapem sendiri merupakan tradisi turun temurun yang dihelat Keraton Ngayogyakarta yang sudah dilakukan sejak zaman Islam Jawa Kuno.

Ngapem merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan hari raya kenaikan tahta Sri Sultan Hamengkubuwono X atau disebut juga upacara Tingalan Jumenengan Dalem.

Sehari sebelumnya, juga dilakukan prosesi 'Ngebluk', dimana adonan apem dibuat, untuk kemudian diolah menjadi apem pada prosesi ngapem.

Ditemui di sela-sela prosesi ngapem, Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, GKR Condrokirono, memaparkan bahwa ada dua jenis apem yang dibuat dalam prosesi ngapem, yaitu apem Alit dan Mustaka.

Apem Mustaka sendiri memiliki bentuk yang besar, kurang lebih berdiameter 20 centimeter, sedangkan apem Alit memiliki ukuran layaknya apem yang ada di pasaran.

"Ada dua versi apem yang dibuat yaitu, Mustaka dan Alit, apem-apem tersebut besok kita rangkai dengan dijejerkan hingga sepanjang seukuran badan Ngarsa Dalem," ujar GKR Condrokirono.

Jumlah apem yang mereka buat terhitung tidak sedikit, setidaknya mereka harus membuat bahkan mencapai ratusan buah, untuk nantinya dijadikan sesajian dalam prosesi labuhan dan sisanya untuk dibagikan kepada abdi dalem keraton.

"Jumlahnya ada 600 apem setiap tahunnya yang kita buat, dan itu nanti juga ada yang bagus dan tidak, nanti yang untuk labuhan kita gunakan yang bagus dengan ukuran serta bulatnya sama sehingga saat ditata akan seimbang," lanjut GKR Condrokirono. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini