News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dunia ECommerce

Mulai Dari TV Sampai Digital, Transformasi Iklan Generasi 90-an Sampai Zaman Now

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi iklan televisi

TRIBUNNEWS.COM – Bagi anak 90-an, ‘nostalgia’ bisa jadi salah satu topik perbincangan seru saat kumpul-kumpul bareng teman. Enggak cuma membicarakan jajanan dan mainan, iklan juga bisa membuat kita bernostalgia.

Di era ini, banyak stasiun televisi yang baru mulai tumbuh. Beberapa brand pun mulai menggunakan jenis iklan ini karena ragam siaran yang disukai oleh penonton.

Misalnya saja, berita, musik, olahraga, dan film. Bedanya dengan zaman sekarang, iklan-iklan sudah menggunakan teknologi CGI dan pengambilan gambar yang artistik. Tentu saja harga tayangnya akan semakin mahal.

Salah satu iklan TV yang cukup menggemparkan bagi generasi 90-an adalah iklan produk sampo Sunsilk, yang menceritakan mengenai sepasang kekasih.

Uniknya, iklan yang diluncurkan pada tahun 2004 ini menjadi viral karena sosok misterius berwarna hitam yang muncul di taman. Meski begitu, iklan TV ini mampu mendobrak nama Sunsilk di antara produk-produk sampo lain.

Di sisi lain, iklan media cetak juga belum ditinggalkan begitu saja. Walaupun memasarkan produk lebih efektif di televisi, anggaran yang harus dikeluarkan di media cetak jauh lebih murah.

Dilansir dari Ten Deadly Marketing Sin, brand sebesar Coca Cola bisa menghabiskan bujet sekitar $80.000 untuk penempatan iklan di belakang sampul majalah terkenal.

Iklan Coca Cola di majalah.

Belum selesai sampai di situ, iklan radio pun tidak ketinggalan dengan eksistensinya. Kalau sekarang, pendengar menyalakan radio untuk ‘killing time’ dari kemacetan, zaman dulu radio merupakan kamus musik bagi generasi 90-an.

Berbagai jenis genre diputar bersamaan dengan suara penyiar kesukaan. Tak lupa, radio juga digunakan oleh para ABG (anak baru gede) untuk titip salam dengan teman sebaya ataupun kekasih pujaan. Meski konvensional, namun memasarkan produk di radio termasuk langkah yang menguntungkan.

Jika dibandingkan dengan zaman now, iklan yang kita lihat tentu lebih bervariasi dan tidak lagi berpatok dengan cara konvensional. Ide-ide kreatif yang dihasilkan generasi milenial pun saling bersaing.

Apalagi kemunculan start up yang menjamur di dunia digital, tentu membutuhkan pemasaran visual yang menarik tapi juga kompetitif. Salah satu bisnis start up yang populer sekarang ini adalah e-commerce. 89% dari total transaksi online di Indonesia menggunakan platform e-commerce.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengatakan, sudah ada sekitar 320 unit e-commerce yang tercatat dalam IdEA (Indonesia E-Commerce Association).

Hal ini mendorong para pemain untuk menjadi lebih kreatif dalam strategi pemasarannya, dimulai dari iklan televisi yang menarik sampai papan reklame yang unik.

Hasil riset dari Snapcart menujukkan dari segi awareness dan usage, Shopee merupakan e-commerce nomor satu yang sedang naik daun di tanah air. 88% dari anak mudapun memilih Shopee sebagai platform e-commerce pilihan mereka.

Bukan cuma karena harganya terjangkau, e-commerce ini selalu aktif dalam menjalankan kegiatan marketing yang kreatif dan menarik bagi konsumen. Salah satu yang paling unik adalah billboard 3D Shopee yang bisa ditemukan di Jl. Asia afrika arah Senayan City.

Menarik, bukan? Kerennya lagi, billboard ini dapat menyampaikan pesan “Beli Semua di Shopee” yang merupakan tagline tersohor dari brand Shopee. Dengan banyaknya barang-barang yang dapat konsumen temukan di platform tersebut, billboard ini mampu menyampaikan pesannya dengan cara yang unik dan berbeda.

Lalu, setelah iklan digital dan billboard, ke depannya akan ada iklan seperti apa lagi ya?

Penulis: Dana Delani

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini