Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PUTRAJAYA - Anggota sayap pemuda Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) mengaku telah menerima informasi terkait dugaan upaya menyembunyikan 50 tas Hermes Birkin yang diduga merupakan milik istri mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, Rosmah Mansor.
Anggota Sayap pemuda itu pun akhirnya membuat laporan atas kecurigaan tersebut.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Minggu (13/5/2018), dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Sabtu kemarin, para anggota sayap pemuda itu mengatakan bahwa mereka menerima rekaman video yang menunjukkan adanya sejumlah tas mewah yang hendak diangkut ke kondominium Pavillion Residences di Kuala Lumpur.
Dalam video tersebut, tas-tas itu terlihat diletakkan dalam sebuah van milik Departemen Perdana Menteri.
Tas-tas branded itu disimpan dalam box yang didalamnya berisi masing-masing nama orang yang mengirimkan tas tersebut sebagai hadiah.
Barang mahal tersebut diduga dihadiahkan kepada Rosmah.
Anggota Sayap Pemuda itu pun menambahkan bahwa tiap tas tersebut setidaknya memiliki nilai sebesar RM 200.000 atau sekira USD 50.600.
"Van itu terlihat memiliki logo Departemen Persana Menteri (JPM) dan Jata Negara Malaysia, jika benar bahwa van itu milik JPM, ini merupakan penyalahgunaan kekuasaan," kata anggota Komisi Eksekutif Pemuda PPBN, Ben Ali.
Para anggota Sayap Pemuda tersebut kemudian mendesak pihak berwenang untuk melakukan razia terhadap unit kondominium yang dituju.
Mengingat saat ini Najib dan Rosmah tengah menghadapi tuduhan lantaran diduga terlibat dalam skandal pencucian uang besar-besaran.
Saat dihubungi kantor Berita Malaysia, Bernama, Kepala Polisi Distrik Dang Wangi Shaharudin Abdullah menegaskan bahwa memang ada laporan yang dibuat terkait tas-tas tersebut.
Sebelumnya pada Sabtu kemarin, Najib dan sang istri dicekal pihak imigrasi Malaysia agar tidak meninggalkan negara itu.
Pencekalan dilakukan tidak lama setelah Najib menuliskan sebuah postingan di jejaring sosial Facebook bahwa ia dan sang istri akan berlibur seminggu di luar negeri untuk sekedar beristirahat.
Hal itu menyusul kekalahan Barisan Nasional dalam pemilihan umum Rabu lalu.
Sementara itu Perdana Menteri Malaysia yang baru saja terpilih, Mahathir Mohamad mengatakan bahwa ia telah menginstruksikan Departemen Imigrasi untuk memberlakukan larangan bepergian terhadap pasangan itu.
Karena ada bukti yang cukup kuat untuk melakukan penyelidikan terhadap Najib.
Sumber:channelnewsasia.com/