TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Desainer muda berbakat Vielga Wennida menampilkan koleksi busana yang terinspirasi dari batik dan kain tradisional Kalimantan di Kondangan Peranakan Tionghoa ke-4 di Jakarta belum lama ini.
Konsep kebaya yang ditampilkan tetap menonjolkan budaya Kalimantan yang dipadukan dengan bordir-bordir halus khas Tionghoa peranakan.
Vielga mengatakan, untuk mempersiapkan busana yang ditampilkannya itu dilakukan selama kurang lebih tiga bulan.
Wina mempelajari secara mendetail budaya-budaya khas Khalimantan yang diterapkan pada sebuah desain sebelum akhirnya di-mix dengan nuansa Tionghoa peranakan.
"Sehingga secara keseluruhan, kombinasi budaya Kalimantan dan Tionghoa peranakan dapat melebur menjadi satu dan menciptakan koleksi couter ethnik yang menarik," katanya.
Ia menampilkan kebaya yang ditampilkan lebih ke outter dan ready to wear yang bisa dipakai ke pesta dan acara-acara kasual.
Baca: Permata Imbau Segenap Masyarakat Indonesia Tionghoa Bantu Korban Gempa dan Tsunami di Sulteng
Velga berkolaborasi dengan pengrajin batik dari Kalimantan.
"Saya meminta mereka mendesain batik tulis yang sesuai dengan konsep Roemah kebaya," katanya.
Koleksi busana Vielga memukau tamu undangan dengan suguhan warna-warna pastel yang terlihat elegan, namun tetap chic saat dikenakan.
SE desainer papan atas Indonesia juga turut memamerkan koleksi mereka dalam acara Kondangan Peranakan Tionghoa 2018 diantaranya Poppy Dharsono, Batik Sidamukti by Widhi Budimulia.
Kemudian Jeanny Ang, Ghea Panggabean, Boyonz Ilyas, Afif Syakur, Itang Yunasz, Siki Purnomo, Samuel Wattimena, Eko Chandra, dan Hengky Kawilarang.