Perbaiki kualitas tidur
Kualitas tidur yang buruk menyebabkan kita merasa kurang tidur, meskipun sebenarnya sudah cukup.
"Normal saja terbangun lima sampai tujuh kali pada malam hari, karena kita melalui siklus tidur. Kita biasanya langsung tidur lagi setelah setiap siklus, dan tidak ingat bahwa tadi sempat terbangun," kata Shelby Harris, PsyD, direktur program pengobatan masalah tidur di Montefiore Medical Center.
Seiring bertambahnya usia, kita bisa betul-betul terbangun sekali atau dua kali, sehingga merasa pening keesokan paginya.
Jika masalah tidur ini sangat mengganggu, cobalah berkonsultasi dengan dokter.
Hindari menunda alarm
Biasanya, Anda memasang tombol "snooze" ketika alarm di ponsel berbunyi, agar Anda bisa memperpanjang tidur 5 atau 10 menit lagi. Padahal, cara ini malah merugikan.
"Ketika bangun, tubuh Anda dalam proses sleep inertia, yaitu melambannya fisik dan mental yang akan hilang setelah sekitar 15 menit," jelas James Wyatt, PhD, direktur penelitian mengenai kelainan tidur di Rush University, Chicago.
Menidurkan tubuh lagi membuat Anda berada dalam fase tidur sementara (yang tidak berkualitas), dan kemudian kembali ke fase sleep inertia begitu alarm berbunyi lagi.
Bayangkan jika Anda melakukannya berulangkali.
Lebih baik, segera buka mata, duduk (untuk mengumpulkan kesadaran), lalu segera bangkit dari tempat tidur. Lakukan hal menyenangkan setelah bangun
Anda mungkin merasa harus melakukan sesuatu setelah bangun, misalnya: joging.
Padahal, Anda tidak menyukai joging. Hal ini membuat usaha bangun pagi yang sudah sulit menjadi semakin menyebalkan.
"Kalau Anda ingin berolahraga, cari jenis olahraga yang Anda sukai sehingga Anda bersedia bangun lebih pagi untuk melakukannya," ungkap Laura Vanderkam, penulis buku I Know How She Does It and What the Most Successful People Do Before Breakfast.