News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Era Digital Berdampak pada Industri Estetika Global

Penulis: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Founder dan President Director MIRACLE Aesthetic Clinic Group dr Lanny Juniarti Dipl AAAM (tengah)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri estetika sendiri mengalami perkembangan pesat dengan perubahan yang cepat.

Bila dilihat dari beberapa tahun ke belakang, mulai tuntutan konsumen akan hasil perawatan yang instan, wajah yang V-shape hingga tren anti-aging telah mewarnai industri ini.

Tahun lalu, keinginan untuk memiliki tampilan wajah yang lebih baik dan cantik membuat beauty transformation menjadi tren yang populer.

Dalam acara “Aesthetic Outlook 2019: The Turn-around paradigm of BEAUTY 4.0”, yang digelar pada Selasa, 12 Februari 2019 di Madame Delima, Menteng, Jakarta Selatan,

Founder dan President Director MIRACLE Aesthetic Clinic Group dr Lanny Juniarti Dipl AAAM, mengatakan, era digital telah memberi dampak yang besar pada industri estetika secara global.

"Di industri estetika, fenomena tren timbul karena pengaruh dari perkembangan teknologi dan sosial media. Industri 4.0 inipun telah menyeret industri estetika memasuki era Beauty 4.0,” katanya saat Aesthetic Outlook 2019: The Turn-around paradigm of BEAUTY 4.0”, di  Jakarta, Selasa (12/2/2019).

Seperti halnya revolusi industri berkembang dan mengalami perubahan dari industri 1.0 menuju 4.0, demikian pula beauty industry mengalami revolusi.

Baca: Kembangkan Community Development PT Adaro Indonesia Dapat Pujian dari 32 CD Officer

Pada Beauty 1.0, konsep perawatan fokus hanya pada 1 dimensi saja, yaitu dokter menggunakan apa yang disebut dengan golden ratio. Dan dari sudut pandang dokterlah yang menentukan perawatan yang terbaik bagi pelanggan.

Pada Beauty 2.0, masyarakat menginginkan tampilan wajah dengan perfect look namun tetap memiliki keaslian, versi terbaik dari dirinya, tidak menjadi diri orang lain.

Sedangkan era Beauty 3.0 tuntutan masyarakat kian berkembang. Mereka tidak hanya sekadar ingin menyempurnakan tampilan wajahnya namun perawatan kecantikan yang dilakukan dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka.

Saat ini industri kecantikan telah memasuki era Beauty 4.0. Era digital sangat mempengaruhi perubahan di Industri kecantikan.

Media sosial bukan hanya menciptakan social network, akan tetapi juga akhirnya menyebabkan munculnya Sosial Beauty.

Media sosial merupakan sarana untuk eksistensi dan aktualisasi diri bagi masyarakat. Namun media sosial juga merupakan sarana kebebasan berekspresi bagi masyarakat, menyuarakan opini, aspirasi, pendapatan, komentar dan kritik.

Baca: Wanita Cantik Ini Jadi Saksi Perjuangan Persija Jakarta di Kualifikasi Liga Champions Asia

"Eksistensi diri seseorang di media sosial dapat menimbulkan dampak yang positif, atau menuai banyak kritik dan menimbulkan haters. Hal ini tentunya menimbulkan dampak pada sosial dan psikologi seseorang," katanya.

Demikian juga di Sosial Beauty, penampilan seseorang dapat menjadi pujian, sindiran, atau bahkan menjadi hujatan. Pada akhirnya hal Inilah yang membuat terbentuknya tuntutan baru di dunia estetika.

Beauty 4.0 kini tidak lagi fokus pada sudut pandang dokter. Tidak lagi terikat pada sudut pandang dan keinginan individu saja. Tidak juga berorientasi hanya pada 1 atau 2 dimensi, namun multidimensional.

Di era ini kecantikan terikat pada banyak faktor, terkait pada opini orang lain yang menilainya, social awareness hingga opini publik, yang berorientasi dengan fisik dan emosional individu.

“Beberapa tahun yang lalu, dokter akan memberikan arahan mana perawatanyang tepat bagi klien, namun seiring berjalannya waktu, mereka juga mempunyai keinginan untuk mengikuti tren yang sedang terjadi," katanya.

Sebagai seorang ahli di bidang estetik, kami harus dapat menyarankan perawatan apa yang tepat, untuk memenuhi apa yang menjadi keinginan klien, dengan tetap memilki kekhasan tampilan wajahnya, menjadi versi terbaik dari dirinya sehingga rasa percaya diri mereka semakin bertambah.

Namun tidak cukup sampai disitu saja, juga perlu memahami juga apakah perwatan kecantikan yang dilakukan dapat memberikan dampak yang baik pada kehidupan sosial mereka.

"Jangan sampai, misalnya wajah pelanggan malah menjadi bahan hujatan orang lain, seperti tidak proporsional maupun terlihat aneh," katanya.

Dr.Lanny mempertegas bahwa, “Goal dari Beauty 4.0, bagaimana para praktisi dapat memenuhi keempat dimensi tersebut merupakan sebuah tantangan bagaimana kita menyempurnakan tampilan wajah sesuai versi terbaiknya, namun tetap terlihat natural, sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberi dampak positif bagi mereka saat berinteraksi dengan orang lain.

"Hasil perawatan yang kita lakukan harus dapat memberikan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi kehidupan sosial mereka,” katanya.

Oleh karena itu dalam menghadapi era Beauty 4.0 ini, Miracle Aesthetic Clinic berusaha untuk memenuhi perubahan tuntutan masyarakat, tidak hanya sekedar menyempurnakan tampilan wajah versi terbaik dari pelanggannya, namun juga meningkatkan rasa percaya diri, memberi dampak positif serta memberi kualitas hidup yang lebih baik dalam bagi kehidupan sosial para pelanggannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini