Pasien dengan syok kardiogenik juga cenderung memiliki tipe detak jantung tidak teratur yang disebut fibrilasi atrial, memiliki tingkat kemungkinan diabetes yang lebih tinggi, dan menderita faktor risiko lain untuk penyakit jantung.
"Untuk itu, pemantauan ketat bisa mengungkapkan tanda-tanda awal syok kardiogenik dan memungkinkan penanganan yang cepat," kata Templin seperti yang diberitakan Live Science pada Senin (05/11).
Penemuan ini juga menemukan bahwa pasien dengan syok kardiogenik memiliki harapan hidup yang lebih tinggi jika dirawat dengan perangkat yang memberikan dukungan mekanis ke jantung, seperti alat yang membantu meningkatkan dorongan pada aliran darah.
"Meskipun perangkat ini harus digunakan dengan hati-hati, itu bisa dianggap sebagai jembatan untuk pemulihan pada pasien tanpa kontraindikasi," ujar Templin.
Templin dan tim penelitinya kedepanya akan melakukan studi masa depan untuk menemukan perawatan terbaik untuk pasien sindrom patah hati dengan komplikasi syok kardiogenik, baik dalam jangka pendek mau pun panjang.