TRIBUNNEW.COM - Beberapa waktu ini media sosial diramaikan dengan kehadiran age challenge yang juga diikuti oleh sederet artis ternama.
Age challenge dibuat menggunakan sebuah aplikasi bernama FaceApp, yang kini justru dianggap berbahaya.
FBI bahkan diminta melakukan penyelidikan oleh Senator Amerika Serikat Chuck Schumer.
Tak hanya FBI, Komisi Perdagangan AS (FTC) juga diminta untuk menyelidiki aplikasi tersebut.
FaceApp merupakan sebuah aplikasi yang dapat mengubah foto wajah menggunakan beberapa efek.
Efek yang disediakan diantaranya efek tua, seperti yang banyak dilakukan oleh artis-artis belakangan ini.
Selain efek tua, FaceApp memberi layanan untuk mengubah wajah menjadi lebih muda, laki-laki, ataupun perempuan.
Di tengah viralnya tantangan dan aplikasi ini, keamanan data FaceApp kemudian dipertanyakan banyak orang.
Baca: Selain FaceApp, Ini 5 Aplikasi Lain Buat Edit Wajah Jadi Tua / Age Challenge, Lengkap Link Download
Baca: FaceApp Aplikasi Edit Wajah jadi Tua, BCL hingga Adipati Dolken Ikut Age Challenge, Ini Cara Buatnya
Pengguna tampaknya memang harus berhati-hati menggunakan aplikasi ini.
FaceApp bisa saja menyebarkan foto pengguna untuk tujuan yang komersil.
Sama seperti aplikasi lainnya, FaceApp akan memberikan sejumlah lisensi saat seseorang mengunduhnya.
Dalam lisensinya, ada sebuah pernyataan dimana pengguna akan memberi lisensi kepada penuh kepada FaceApp.
Mengutip dari Apple Insinder, jika seseorang dapat membuat sesuatu di FaceApp, FaceApp dapat melakukan apa pun yang diinginkannya dengan apa yang telah dibuat oleh orang tersebut.
Tidak hanya memposting ulang foto yang dibuat tanpa seizin pembuat, FaceApp dapat menjual foto tersebut tanpa memberi kompensasi dari pihak yang bersangkutan.
Selain itu, ketentuan selanjutnya menyatakan bahwa pembuat FaceApp tidak memiliki kewajiban untuk menjaga apa pun yang dibuat oleh pengguna.
Maraknya penggunaan FaceApp juga mendapat perhatian dari negara AS.
Senator AS Chuck Schumer meminta FBI dan FTC melakukan penyelidikan terhadap aplikasi tersebut.
Schumer mengaku prihatin terhadap aplikasi tersebut.
"Saya menulis hari ini untuk menyatakan keprihatinan saya mengenai FaceApp," tulis Schumer dikutip darI TechCrunch.
Dalam suratnya, Schumer menyebut bebrapa persetujuan yang ditawarkan oleh FaceApp dapat menyesatkan konsumen dan bahkan mungkin penipuan perdagangan.
Selain itu, Schumer juga mempertanyakan mengenai perlindungan data pengguna.
"Saya meminta FBI untuk melihat apakah data pribadi yang diunggah oleh jutaan orang di AS ke FaceApp akan berpindah tangan ke pemerintah Rusia, atau entitas yang terafiliasi dengan pemerintah Rusia," tulisnya.
Baca: Gak Usah Ikutan Wajah Tua Age Challenge dari FaceApp, Mending Bikin Wajah Muda 15 Tahun, Ini Caranya
Baca: Viral Aplikasi FaceApp: Bahaya Mengintai hingga Cara Mudah Menggunakannya
FaceApp dikembangkan oleh perusahaan Rusia bernama Wireless Lab.
Menanggapi berbagai pertanyaan tersebut, perusahaan FaceApp menyebut gambar yang telah diunggah akan dihapus dalam waktu 24 jam.
Mengutip dari TechCrunch, FaceApp mengonfirmasi bahwa sebagian besar pemrosesan diperlukan untuk memberi efek yang dilakuakn di cloud.
"Sebagian besar gambar dihapus dari server kami dalam waktu 48 jam sejak tanggal unggah," jelas FaceApp.
Mengenai data pengguna yang banyak dikhawatirkan, FaceApp juga mengklaim tidak ada data pengguna yang dikirim ke Rusia meski perusahaan tersebut berbasis di Rusia.
Penyimpanan dan pemrosesan cloud dilakukan menggunakan infrastruktur yang berbasis di luar Rusia.
Masih mengutip dari sumber yang sama, penyimpanan dan pemrosesan menggunakan AWS dan Google Cloud.
Hal ini disampaikan oleh pendiri Yaroslav Goncharov.
FaceApp juga mengklaim tak menjual data pengguna seperti yang dituduhkan.
"Kami tidak menjual atau berbagi data pengguna dengan pihak ketiga mana pun," tambahnya.
FaceApp kembali menegaskan jika pihaknya tak pernah mentransfer gambar lain dari telepon ke cloud kecuali foto terpilih yang akan diedit.
Pengguna dapat meminta data mereka untuk dihapus kepada FaceApp.
(Tribunnews.com/Miftah)