Inilah cara mudah mendeteksi gempa yang terjadi saat kita sedang tidur. Lakukan pula mitigasi bencana secara mandiri.
TRIBUNNEWS.COM - Indonesia berada di antara tiga pertemuan lempeng besar yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.
Kondisi ini menyebabkan Indonesia sering terjadi gempa.
Seperti yang terjadi pada Jumat (2/8/2019) kemarin malam.
Gempa berkekuatan 7,4 (yang kemudian dimutakhirkan oleh BMKG jadi 6,9) mengguncang wilayah Banten.
Gempa ini terasa hingga sebagian besar Pulau Jawa, Lampung, bahkan sampai di Bali.
Baca: Penjelasan BMKG Soal Kabar Akan Ada Gempa Berkekuatan 9,0 Setelah Gempa di Banten
Baca: Kisah Helmi, Penyintas Gempa Palu yang Bangkit Lewat Jasa Sewa Hanbok Korea di Hutan Kota Kaombona
Pusat kedalaman gempa 10 Km dan sempat berpontensi tsunami, sebelum akhirnya dicabut dua jam kemudian.
Terkait adanya potensi gempa yang terjadi di Indonesia, BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang, tapi waspada.
"Selain itu, jangan percaya pada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono.
Termasuk soal isu akan ada gempa berkekuatan 9,0 yang mengguncang pasca-gempa di Banten.
Yang lebih penting saat ini, kata Rahmat, masyarakat harus melakukan langkah-langkah mitigasi terkait kesiapan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi.
Satu yang paling mudah dilakukan, siapkan perabotan-perabotan yang kuat dan dapat menjadi tempat perlindungan sementara saat terjadi gempa.
"Siapkan jalur evakuasi yang aman di lingkungan tempat tinggal, selanjutnya terus latihan untuk evakuasi mandiri," kata Rahmat.
Baca: 4 Artis Rasakan Dampak Gempa Banten, dari Titi Kamal hingga Ivan Gunawan yang Konsernya Nyaris Batal
Baca: Panik di Kebun Saat Terjadi Gempa, Nyawa Sain Tak Tertolong, Korban Meninggal Jadi Lima Orang
Karena gempa bisa terjadi kapan saja, masyarakat harus selalu waspada, termasuk saat sedang tidur.