TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Walau Indonesia sudah merdeka puluhan tahun, dengan kebebasan untuk berkarya dan berkreasi sesuai aspirasi setiap warga negaranya, faktanya masih terdapat individu yang terbelenggu dalam kesehariannya, mereka di antaranya adalah para penyandang disabilitas.
Berbagai stigma pun mereka terima, yang bahkan terkadang berujung pada semakin terbatasnya ruang gerak mereka di tengah masyarakat.
Karena itu, harus ada gerakan aksi nyata untuk membantu saudara-saudari kita yang hidup dengan disabilitas agar bisa berjalan beriringan dengan setara bersama seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan Indonesia Maju.
Untuk itu Yayasan Helping Hands hadir untuk turut mendampingi teman-teman penyandang disabilitas agar mereka memiliki kesempatan yang setara dengan anak-anak bangsa lainnya untuk turut membangun Indonesia.
Slogan "Disabilitas Bukan Halangan", yang diusung Yayasan Helping Hands sejak awal berdiri dimaknai para pendiri Yayasan sebagai sebuah keyakinan, bahwa disabilitas bukan halangan untuk maju, dan bukan halangan untuk maju bersama.
Mereka menggelar acara Media Gathering, Merayakan Disabilitas Menuju Indonesia Maju, yang digelar Rabu, 14 Agustus 2019 di Ruang Komunal Indonesia from Facebook, Pacific Place, Jakarta.
Baca: Wanita Penyandang Disabilitas Ini Tak Boleh Masuk ke Kantor Pemerintah karena Gunakan Celana Pendek
“Harapan kami ini menjadi jembatan komunikasi yang dapat menyuarakan seruan untuk berjalan bersama antara teman-teman penyandang disabilitas dengan nondisabilitas, sehingga membuka kesempatan luas bagi penyandang nondisabilitas untuk hidup dan berkarya di berbagai bidang yang mereka harapkan,” ujar Wendy Kusumowidagdo, Direktur Eksekutif Yayasan Helping Hands
Di Indonesia sendiri penyandang disabilitas masih mengalami kesulitan besar dalam mendapatkan pekerjaan formal. Sebuah temuan di tahun 2018 mengungkapkan, baru sekitar 1,2% penyandang disabilitas yang berhasil ditempatkan dalam sektor tenaga kerja formal.
Padahal, UU No. 8 Tahun 2016 mewajibkan Perusahaan Swasta mempekerjakan paling sedikit 1%,
Pemerintah, Pemda, BUMN dan BUMD mempekerjakan paling sedikit 2% penyandang disabilitas dari jumlah pegawai.
“Persoalan keterbatasan akses penyandang disabilitas terhadap pekerjaan formal terjadi sejak lama sehingga kami berupaya untuk menjadi jembatan antara dunia disabilitas dengan non-disabilitas," kata Willy Suwandi Dharma, salah satu pendiri Yayasan Helping Hands.
Dengan orang lebih mengenal seseorang yang difabel, memahami kemampuan, kelemahan, kebutuhan, kesamaan, perbedaan, kami berharap ia akan lebih mau berupaya memberi dampak bagi komunitas difabel.
Adapun dalam membangun jembatan kesetaraan dan kebersamaan, Yayasan Helping Hands menggunakan Metodologi Program berbasis empat elemen, Edukatif, Inklusif, Partisipatif dan Eksperensial.
Baca: Masjid Istiqlal Sediakan Penerjemah Bahasa Isyarat untuk Penyandang Disabilitas
Keempat elemen tersebut selanjutnya diwujudkan dalam 3 Pilar Program Utama Yayasan, yakni Pendidikan Alam, Pendidikan Olah Raga dan Pengalaman Profesional.