Simak bacaan niat puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharram 1441 Hijriah yang dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Agustus 2019.
TRIBUNNEWS.COM - Tahun Baru Islam 1441 Hijriah telah dilaksanakan pada Minggu (1/9/2019) kemarin.
Setelah memasukki Tahun Baru Islam 1441 H, kita akan melaksanakan ibadah puasa Tasua dan Asyura.
Pada bulan Muharram ini, kita disunnahkan untuk melaksanakan ibadah puasa sebanyak mungkin.
Baca: Bacaan Niat Puasa Tasua dan Puasa Asyura di Bulan Muharram 1441 H, Bisa Menghapus Dosa Setahun
Baca: Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah, Ini Bacaan Niat Puasa Senin Kamis, Lengkap dengan Keutamaannya
Dikutip dari Islami.co, para sahabat pernah bertanya kepada Nabi SAW, "Wahai Nabi, puasa apakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?" Nabi pun menjawab, "Puasa di bulan Muharram" (HR: Ibnu Majah).
Di dalam hadis lain, Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan puasa pada tanggal sepuluh Muharram (Asyura).
Andaikan mampu, alangkah baiknya menambah puasa pada tanggal sembilan dan sebelas Muharram.
Ibnu 'Abbas menuturkan:
ما علمت رسول الله صلى الله عليه وسلم صام يوما يتحرى صيامه على الأيام إلا هذا اليوم، يعني يوم عاشوراء
"Saya tidak mengetahui Rasulullah SAW bersungguh-sungguh untuk berpuasa kecuali pada hari ini, yakni hari Asyura." (Musnad al-Syafi’i).
Penuturan Ibnu 'Abbas ini menunjukan betapa penting dan besarnya hikmah puasa Asyura.
Beliau mengisahkan begitu sungguh-sungguhnya Nabi Muhammad SAW melakukan puasa sepuluh Muharram.
Baca: Niat Puasa Senin Kamis, Lengkap dengan Arti & Manfaatnya
Baca: Niat Puasa Arafah Jelang Idul Adha di Bulan Dzulhijjah 1440 H, Lengkap dengan Artinya
Pada hari tersebut, Nabi Muhammad SAW berharap kepada Allah SWT agar dosanya di tahun sebelumnya diampuni.
Nabi berkata:
صيام يوم عشوراء، إني أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله
"Puasa hari Asyura, saya berharap agar Allah SWT mengampuni dosa satu tahun sebelumnya" (HR: Ibnu Majah).
Dalam riwayat lain, sebagaimana yang terdapat dalam Musnad al-Humaidi, Rasulullah SAW bersabda, "Puasa Asyura dapat mengampuni dosa satu tahun sebelumnya".
Adapun dosa yang dimaksud di sini ialah dosa kecil, bukan dosa besar.
Baca: Sambut Tahun Baru Hijriah, ACT Bagikan Ribuan Makanan di Jakarta Muharram Festival 2019
Baca: 5 Tradisi Unik di Jawa Tengah Sambut Tahun Baru Islam 1 Muharram, Kirab Kebo hingga Mubeng Beteng
Sebab, dosa besar akan diampuni oleh Allah melalui pertaubatan.
Sementara itu, puasa Tasua adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Muharram.
Puasa ini merupakan puasa sunnah meskipun belum pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Dikutip dari bersamadakwah.net, sejarah puasa Tasua bermula ketika Rasulullah menjalankan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.
Sebagian sahabat menyampaikan, orang-orang Yahudi juga mengagungkan hari itu bahkan berpuasa pula di dalamnya.
Baca: 30 Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H, Cocok untuk Update Status
Baca: Pawai Obor Elektrik Hingga Cosplay Meriahkan Jakarta Muharram Festival di Bundaran HI
Rasulullah lalu bersabda akan menjalankan puasa Tasua, yakni puasa tanggal 9 Muharram pada tahun berikutnya.
Namun, belum lagi datang Muharram di tahun berikutnya tersebut, Rasulullah telah wafat.
Jadi, meskipun secara hadis fi'liyah Rasulullah belum pernah mengerjakannya, puasa ini hukumnya sunnah karena secara qauliyah Rasulullah mengazamkannya.
Maka para sahabat pun mengerjakan puasa Tasua sepeninggal Rasulullah, lalu diteruskan para tabi'in dan generasi sesudahnya sampai pada hari ini.
حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
"Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan orang agar berpuasa padanya, mereka berkata, "Ya Rasulullah, ia adalah suatu hari yang dibesarkan oleh orang Yahudi dan Nasrani." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Jika datang tahun depan, insya Allah kita berpuasa juga pada hari kesembilan." Ibnu Abbas berkata, "Maka belum lagi datang tahun berikutnya itu, Rasulullah SAW pun wafat." (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Bacaan niat Puasa Tasua
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ تَاسُوْعَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma fii yaumi taasuu’aa’ sunnatan lillaahi ta’aalaa)
Artinya: saya niat puasa sunah tasu’a sunah karena Allah Ta’ala
Puasa Tasua adalah puasa sunah yang dilakukan pada tanggal 9 Muharram.
Bacaan niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa)
Artinya: saya niat puasa sunah asyura sunah karena Allah Ta’ala
Keutamaan Bulan Muharram
Dikutip dari berdakwah.net, bulan Muharram merupakan bulan yang mulia di sisi Allah SWT dengan beberapa keutamaan yang dimilikinya.
Berikut ada tiga keutamaan di bulan Muharram:
1. Bulan Haram
Bulan Muharam merupakan salah satu bulan haram. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At Taubah : 36).
Empat bulan haram yang dimaksud dalam Surat At Taubah ayat 36 ini adalah bulan Dzulqidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.
Ashurul haram (bulan haram), termasuk bulan Muharam ini adalah bulan yang dimuliakan Allah.
Baca: Ada Jakarta Muharram Festival Sambut Tahun Baru Islam, 5 Halte Transjakarta Ini Tak Beroperasi
Baca: Jelang 1 Muharram, Inilah Sejarah, Peristiwa Penting, dan Amalan Sunnah
Bulan-bulan ini memiliki kesucian, dan karenanya menjadi bulan pilihan.
Di antara bentuk kesucian dan kemuliaan bulan-bulan ini adalah kaum muslimin dilarang berperang, kecuali terpaksa; jika diserang oleh kaum kafir.
Kaum muslimin juga diingatkan agar lebih menjauhi perbuatan aniaya pada bulan haram.
2. Bulan Allah
Keutamaan bulan Muharram yang kedua adalah, bulan ini disebut sebagai syahrullah (bulan Allah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR. Muslim)
Az Zamakhsyari menjelaskan, "Bulan Muharram disebut syahrullah (bulan Allah), disandarkan pada lafazh jalalah 'Allah' untuk menunjukkan mulia dan agungnya bulan ini.
Sebagaimana kita menyebut 'Baitullah' (rumah Allah) atau 'Ahlullah' (keluarga Allah) ketika menyebut Quraisy.
Baca: LENGKAP Doa Akhir dan Awal Tahun Sambut 1 Muharram 1441 H, Beserta Amalan yang Dianjurkan
Baca: Apa Hukum Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Baru Hijriah Sambut 1 Muharram? Simak Penjelasan Ustaz
Penyandaran yang khusus di sini dan tidak kita temui pada bulan-bulan lainnya, ini menunjukkan adanya keutamaan pada bulan ini.
Sementara Al Hafizh Abul Fadhl Al 'Iraqiy menjelaskan, bulan Muharram disebut syahrullah karena pada bulan ini diharamkan pembunuhan dan ia merupakan bulan pertama dalam setahun.
3. Waktu Puasa Tasu’a dan Asyura
Kemuliaan ketiga dari bulan ini adalah, disunnahkannya puasa Tasua dan Asyura.
Bahkan, puasa Tasua dan Asyura serta puasa sunnah lainnya (senin kamis, ayamul bidh, puasa daud), nilainya menjadi puasa yang paling mulia setelah Ramadhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah (berpuasa) di bulan Allah, Muharam." (HR. Muslim)
Secara khusus, Rasulullah SAW menyebutkan keutamaan puasa asyura dalam sabdanya :
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
"Rasulullah ditanya mengenai puasa asyura, beliau menjawab, 'ia bisa menghapus dosa setahun yang lalu.'" (HR. Muslim)
Sementara mengenai puasa Tasua, Rasulullah berazam untuk menjalankannya, meskipun beliau tidak sempat menunaikan karena wafat sebelum Muharam tiba.
Lalu para sahabatnya menjalankan puasa Tasua seperti keinginan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
إذا كان العام المقبل صمنا يوم التاسع
"Apabila tahun depan (kita masih diberi umur panjang), kita akan berpuasa pada hari Tasua (kesembilan)." (HR. As-Suyuthi dari Ibnu Abbas, dishahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami')
(Tribunnews.com/Whiesa)