TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai oleh beredarnya informasi mengenai kemampuan unik generasi kreatif Indonesia yang muncul dengan hashtag #CPBizarretalents.
Antara lain, bermain suling dengan udara dari hidung, sampai dengan trik sulap paling mutakhir dipamerkan beberapa anak agensi ibu kota.
Sejumlah pelaku industri seperti @sheque dan figur publik Lembu Wiworo Jati ikut berpartisipasi di tantangan media sosial ini.
Rupanya, social media challenge ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka perhelatan selebrasi Citra Pariwara 32, seperti yang dikabarkan oleh Dimas Djayadiningrat, salah satu bizarre talent Indonesia dalam salah satu Instagram Story-nya, Kamis (21/11/2019) lalu.
Citra Pariwara tahun ini mengangkat tema 'The Freak Show: Celebrate our Bizarre Talent' dan menjadi kegiatan tahunan ke-32 kalinya.
Kegiatan ini mengingatkan kembali bahwa industri periklanan dan kreatif Indonesia dilengkapi dengan talenta-talenta unik dan berbakat yang mungkin tidak dimiliki industri lain.
Baca: Maya Watono Pegang Pucuk Pimpinan Dentsu Aegis Network Indonesia
, Reza Fitriano, Ketua Citra Pariwara 32 mengatakan, kekuatan industri periklanan adalah dari bakat unik para pelakunya yang mampu menuangkan ide kreatif menjadi sebuah karya.
Baca: Tagar #SeringSharing Untuk Kembangkan Talenta Periklanan Lokal
“Karya yang membanggakan adalah hasil dari kreativitas yang dituangkan tanpa batas, namun tetap menyampaikan pesan pemasaran yang sesuai dengan sasarannya," ujarnya.
"Citra Pariwara 32 kami gelar sebagai ajang apresiasi dan selebrasi bagi mereka yang telah push themselves to the limit demi menghasilkan karya-karya kreatif yang otentik untuk Indonesia dan industri komunikasi pemasaran,” lanjut Reza.
Seperti beberapa industri lain, industri periklanan mengalami pasang surut beberapa tahun belakangan ini.
Banyak faktor yang melatarbelakanginya. Antara lain, perkembangan industri lain yang dinamis sehingga menarik sejumlah SDM dari industri periklanan, sampai dengan perubahan pola konsumsi masyarakat, termasuk dalam 'mengonsumsi' iklan.
Fenomena ini menjadi tantangan sekaligus potensi yang menarik untuk masa depan industri.
Perkembangan teknologi digital menyemarakkan sekaligus memaksa industri periklanan untuk makin kreatif.
Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) DKI Jaya yang menjadi pelaksana dan penanggung jawab Citra Pariwara dari tahun ke tahun juga optimis menatap masa depan industri periklanan di Indonesia.
Elwin Mok, Ketua P3I DKI Jaya mengatakan, saat ini, lebih dari 130 perusahaan periklanan menjadi anggota dari P3I DKI Jaya. Beberapa tahun ini juga tumbuh perusahaan-perusahaan baru yang juga menjadi pemangku kepentingan industri periklanan seperti startup-startup technology, ecommerce, social media agency, dan lain-lain.
"Ini membuat industri periklanan semakin seru dan harus lebih cepat beradaptasi dan berinovasi melalui talenta-talenta unik dan kreatifnya yang tidak kalah dengan negara-negara lain,” ujar Elwin Mok.
Elwin juga mengapresiasinya perhelatan selebrasi Citra Pariwara 32 yang telah membangun kembali semangat bakat-bakat kreatif Indonesia untuk terus menghasilkan karya yang membanggakan.
Di penyelenggaraan tahun ini ada 1.319 karya yang akan dinilai para pakar industri periklanan nasional dan luar negeri.
Antara lain oleh Thomas Hongtack Kim dari 2KG Korea, Jody Xiong dari The Nine Shanghai, Pann Lim dari Kinetic Singapore, Alice Chou dari Dentsu Taiwan, Woon Hooh dari Hakuhodo Asia Pacific dan Adam Chan dari Bonsey Jaden Singapore.
Puncak acara event ini akan dilaksanakan di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan pada 27 – 30 November 2019 yang akan diisi dengan kegiatan exhibition, seminar dan malam penghargaan.