Bahkan, ada yang berusaha memiliki bentuk alis tersebut dengan memalsukannya.
Selain itu, menggunakan herbal untuk mempertebal alis juga menjadi cara alternatif para wanita Tajik.
Ada pula yang menggambar alis mereka agar terlihat lebih cantik.
7. Arab Saudi
Mata adalah cermin jiwa seseorang.
Oleh karena itu, wanita Arab Saudi memberi arti lain pada pepatah lama ini.
Karena mereka tidak dapat menunjukkan sebagian besar wajah mereka karena aturan agama, mereka biasanya memperindah mata mereka.
Untuk membuatnya lebih menarik, mereka menggunakan segala jenis riasan dan alat.
Wanita Arab Saudi rela menghabiskan banyak uang untuk itu.
8. Cina
Bagi wanita Cina, kulit pucat dianggap sebagai standar kecantikan sejati.
Tren ini sebenarnya kembali ke masa lalu, ketika warna kulit berkaitan dengan kelas sosial seseorang.
Jika kulitnya gelap, itu berarti orang tersebut bekerja di ladang dan miskin.
Gadis-gadis Cina tidak ingin terlihat miskin.
Oleh karena itu, mereka siap melakukan apa saja untuk menjaga kulit mereka seputih salju.
Tren wajah pucat ini semakin marak dilakukan, melalui menghindarkan diri dari sinar matahari.
Untuk menghilangkan "kulit hitam," wanita Cina menggunakan semua jenis krim wajah yang biasanya mengandung zat pemutih.
9. Myanmar
Bagi orang-orang Kayan yang tinggal di Myanmar, leher panjang dianggap sebagai simbol kesejahteraan dan keindahan.
Itulah sebabnya gadis-gadis lokal mengenakan cincin kuningan di leher mereka sejak usia 5 tahun.
Mulanya, mereka menempatkan 6 cincin di leher dan kemudian jumlahnya bertambah satu setiap tahun.
Setelah gadis Myanmar menikah, jumlah cincin berhenti ditambahkan.
Akibat memakai cincin kuningan itu, leher mereka bisa mencapai hingga 40 cm.
Terkadang, cincin kuningan tersebut sangat besar dan tidak nyaman, sehingga sulit bagi seorang gadis untuk menoleh.
Namun, mereka tidak pernah mengeluh.
Kecantikan butuh pengorbanan, kan?
10. Selandia Baru
Di Selandia Baru, tato tak hanya digunakan untuk menghiasi kulit.
Masyarakat suku Maori menggunakan teknik tato yang disebut ta moko dengan pola hitam dan biru tua di wajah seseorang.
Tato tersebut dianggap sebagai identitas anggota suku Maori.
Secara tradisional, wanita Maori menato diri mereka pada dagu selama masa remaja.
Mereka membuat tato serapi dan serinci mungkin untuk menunjukkan status sosial mereka.
Ketika orang lain dari suku tersebut melihat tato ini, mereka dapat dengan mudah "membaca" seluruh cerita tentang orang tersebut dan memperkirakan seberapa cantiknya dia.
11. Ethiopia
Di negara ini, ketika seorang wanita mencapai usia subur, orang-orang melepas 2 gigi depan bagian bawah dan membuat tindikan di bibir bawahnya.
Kemudian, mereka memasukkan tanah liat atau piringan kayu yang berat ke dalam lubang tersebut.
Saat wanita Ethiopia tumbuh dewasa, piringan yang lebih besar diletakkan di sana untuk lebih meregangkan bibir hingga mencapai ukuran penuh.
Lempeng bibir ini dipandang oleh orang Surma asli sebagai simbol kedewasaan wanita yang menarik pria untuk menikah.
Masyarakat setempat juga menggunakan pemberat untuk meregangkan telinga mereka hingga cukup panjang dan menyentuh bahu.
Orang Ethiopia berpandangan, semakin mulur daun telinganya, semakin cantik mereka.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)