Menurut Sussman, ini adalah hal yang normal terjadi pada banyak pasangan, di mana salah seorang adalah "spender" atau cenderung lebih banyak menghabiskan uang dan satu pihak lainnya adalah "saver" alias orang yang menyimpan uang.
Hal yang menjadi masalah adalah setiap pihak seringkali memandang pihak lainnya melakukan kesalahan.
Pihak saver mungkin menilai spender tidak memiliki tanggung jawab keuangan, sementara spender mungkin merasa saver terlalu pelit dan murah.
Presiden dan pendiri Cloud Financial Inc, Don Cloud menjelaskan bahwa ia banyak bekerja dengan pasangan spender atau saver.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah cobalah saling berbagi pandangan tentang uang.
Sussman mengatakan, masalah keuangan cenderung akan memanas ketika pasangan tersebut menikah dan tinggal bersama lalu mereka menghadapi keputusan apakah akan menggabungkan keuangan mereka atau tidak.
Jika mereka ragu, akan cenderung muncul masalah kepercayaan.
Hubungan Pertengkaran karena keuangan juga mungkin saja muncul belakangan.
Kedua belah pihak mungkin sama-sama bekerja, namun ketika memiliki anak salah satunya mungkin terpaksa berhenti bekerja.
"Pasangan yang bekerja mungkin berpikir lebih unggul daripada pasangannya," kata dia.
5. Lebih memprioritaskan pekerjaan daripada hubungan
Salah satu pihak mungkin saja merupakan "workaholic" atau gila kerja sehingga terlihat seperti lebih memprioritaskan pekerjaan ketimbang hubungan.
Master trainer dari The Gottman Institute dan pendiri the Chicago Relationship Center, Michael McNulty, mengatakan bahwa memiliki pasangan yang gila kerja bisa terasa sama menyakitkan seperti memiliki pasangan yang memiliki hubungan di luar pernikahan.
6. Kecanduan miras