TRIBUNNEWS.COM - Perayaan tahun baru umat Tionghoa atau yang sering disebut Imlek ini jatuh pada tanggal 25 Januari 2020.
Bagi Anda yang merayakan, sudahkah Anda menyiapkan resep sajian spesial di hari raya Imlek?
Imlek sangat erat kairannya dengan tradisi dari etnis Tionghoa turun temurun.
Dalam tradisi etnis Tionghoa, setiap kali menyambut perayaan imlek, orang-orang pasti menyiapkan hidangan khas Imlek.
Hidangan khas imlek ini adalah kue keranjang, kue ini seperti dodol yang biasanya juga menjadi sajian peribadatan yang akan dibagikan kepada saudara-saudara dan tetangga setiap kali merayakan Imlek.
Kue keranjang mempunyai nama asli Nian Gao, nian berarti tahun sedangkan go memiliki arti kue.
Dalam dialek Hokkian, Ti Kwe yang juga berati 'kue manis' memiliki pelafalan yang terdengar seperti kata tinggi sehingga kue ini pun disusun tinggi dan bertingkat-tingkat.
Kue keranjang yang disusun bertingkat-tingkat dan tinggi ini memilik makna semoga terjadi peningkatan rezeki atau juga menjadi lebih makmur.
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
15 Latihan Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka, Di Bawah Atap
10 Latihan Soal & Kunci Jawaban IPS Kelas 9 SMP Bab 1, Interaksi Antarnegara Asia dan Negara Lainnya
Maka hidangan kue keranjang ini menjadi sajian khas yang cocok untuk sambut Tahun Baru China Imlek.
Dilansir dari sajiansedap.grid.id, simak resep dan cara membuat kue keranjang kukus dengan saus pandan.
Bahan Membuat Kue Keranjang:
- Daun Pisang
- Tepung Beras Ketan 1 Kg
- Gula 1 Kg
- Garam Secukupnya
- Air Putih
- Pandan
Bahan Saus:
- 250 ml santan dari 1/2 butir kelapa
- 50 ml air suji, dari 30 lembar daun
- suji dan 2 lembar daun pandan
- 75 gram gula pasir
- 1/4 sendok teh garam
- 2 sendok teh tepung maizena
- 1 sendok teh air
Bahan Pelapis:
- 100 gram kelapa parut kasar
- 1/8 sendok teh garam
- 1 lembar daun pandan
Cara Membuat Kue Keranjang Kukus Saus Pandan:
1. Pertama masukkan gula untuk dipanaskan agar menjadi karamel
2. Setelah gula menjadi karamel, tambahkan pandan
3. Kemudian tambahkan lagi air sekitar 500 ml
4. Setelah itu dinginkan terlebih dahulu, sisihkan
5. Siapkan tepung beras ketan, yang ditambahkan garam secukupnya
6. Kemudian tambahkan cairan karamel yang sudah dibuat sebelumnya.
8. Kemudian aduk rata hingga adonan jadi, tuang dan aduk dikit demi sedikit.
9. Sebelum dimasukkan ke cetakkan, saring bahan adonan kue keranjang agar adonan halus.
10. Kemudian siapkan daun pisang yang sudah di bersihkan untuk alas cetakan.
11. Setelah itu, masukkan adonan ke cetakkan.
12. Kemudian kukus adonan kue keranjang hingga matang kurang lebih 25 hingga 30 menit.
13. Kemudian buat saus pandannya, rebus santan, air suji, gula, dan garam sambil diaduk sampai mendidih.
14. Kentalkan dengan larutan tepung maizena.
15. Masak sambil diaduk sampai meletup-letup dan kental. Sisihkan.
16. Pelapis, aduk rata kelapa parut, garam, dan daun pandan.
17. Aduk rata, kemudian kukus diatas api sedang 15 menit.
18. Angkat dan sisihkan, kemudian balutkan saus dengan kue keranjang yang sudah jadi dan jangan lupa tambahkan kelapa kukus diatasnya.
Itu tadi adalah cara membuat kue keranjang kukus saus pandan.
Zaman dahulu, masyarakat Tionghoa percaya bahwa terdapat Dewa yang dikirim oleh Yik Huang Shang Ti (Raja Surga) dalam setiap anglo (tempat masak) di dapur setiap rumah.
Dewa tersebut dikenal juga dengan sebutan Dewa Tungku, yang ditugaskan untuk mengawasi segala sesuatu yang dilakukan di setiap rumah dalam menyediakan masakan setiap hari.
Pada setiap akhir tahun, tepatnya tanggal 24 bulan 12 Imlek (atau H-6 Tahun Baru Cina), Dewa Tungku konon akan pulang ke surga dan melaporkan untuk menyampaikan pekerjaannya.
Jadi, demi menghindarkan hal-hal yang tidak menyenangkan, timbullah gagasan untuk memberikan hidangan yang menyenangkan atau hal-hal yang dapat membuat Dewa Tungku tidak murka.
Kemudian terciptalah kue keranjang sebagai hidangan spesialnya.
Dilansir dari sajiansedap.grid.id, bentuknya yang bulat memiliki makna tertentu.
Bulat dipilih karena memiliki makna keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat berkumpul (setidaknya satu tahun sekali), serta tetap menjadi keluarga yang bersatu, rukun, dan memiliki tekad bulat dalam menghadapi tahun yang baru.
(Tribunnews.com/Oktaviani Wahyu Widayanti)