TRIBUNNEWS.COM - Kasus penyebaran virus corona Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda penurunan.
Masyarakat dihadapkan dengan situasi yang penuh ketidakpastian.
Belum lagi kebijakan pemerintah yang dipandang tidak konsisten dan masyarakat yang dinilai tidak disiplin membuat situasi pandemi virus corona.
Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) wilayah Jawa Barat, Aria Arayana Parasian Siregar mengungkapkan, setiap orang dipandang perlu untuk memiliki setidaknya empat sikap positif secara mandiri.
"Yang utama setiap pribadi harus bisa membangun sikap positif yang mandiri, setidaknya ada empat," ungkap Aria kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Kamis (21/5/2020).
Baca: Psikolog: Sisi Positif Pandemi Virus Corona Juga Perlu Disyukuri
1. Sikap Menghargai dan Empati
Aria mengungkapkan, masyarakat harus bisa menghargai dan memiliki sikap empati terhadap seluruh pihak.
Mulai dari tenaga kesehatan, pemerintah, dan sesama masyarakat.
"Misal kepada tenaga kesehatan yang mungkin sedang merasa capek," ungkapnya.
Menurut Aria, fenomena 'Terserah Indonesia' adalah menggambarkan rasa capek yang dialami para tenaga medis.
"Apalagi mereka terancam tertular karena berhadapan dengan pasien corona," ujar Aria.
Belum lagi tenaga medis yang menghadapi stigma masyarakat yang takut tertular.
"Kita juga harus empati pada masyarakat, ada yang gelisah, ada yang kehilangan pekerjaan," ujarnya.
Empati juga harus ditunjukkan kepada para petugas di lapangan.
"Dan tenaga support yang bekerja hampir 24 jam," ungkap Aria.
Aria menilai dalam kondisi seperti ini masyarakat harusnya tidak buru-buru dalam menilai.
"Namun memberikan empati sebanyak-banyaknya," ujarnya.
Baca: 5 Cara Menghilangkan Rasa Bosan Anak di Rumah saat Pandemi Corona, Patut Dicoba
2. Lebih Disiplin
Aria menyebut masyarakat harus bisa lebih disiplin dalam menjalankan kenormalan baru, terutama dalam melaksanakan protokol kesehatan.
"Kita harus berani mengakui bahwa sebelumnya kita banyak lalai dalam menjalani kehidupan," ungkapnya.
"Mungkin kita suka jorok dalam berkegiatan, mungkin dalam bekerja tidak menjaga kebersihan, suka teledor, atau suka menyerobot satu sama lain," lanjut Aria.
Menurut Aria, bagi sebagian orang menjalankan kedisiplinan ini akan terasa memberatkan.
Seperti diharuskannya menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker dan hand sanitizer.
"Ini adalah suatu yang baru, social distancing juga sesuatu yang baru," ungkapnya.
Aria menyebut diperlukannya sebuah mental disiplin.
"Bagi yang memiliki mental disiplin tinggi, rutinitas baru bukan menjadi hal yang menyulitkan," ungkap Aria.
Baca: Cara Menjaga Psikologis Keluarga di Masa Pandemi Virus Corona
3. Kreatif Mencari Solusi
Sikap ketiga yang harus dimiliki seseorang dalam menghadapi pandemi virus corona adalah sikap kreatif dalam mencari solusi sebuah persoalan yang ada.
"Kita harus sering bertanya pada diri sendiri, misal kalau fenomena sekarang orang-orang merasa dengan tidak keluar banyak kehilangan hal."
"Harus digali lebih jauh, perlu dipikirkan kembali apa yang hilang, kemudian apakah kita bisa menggantikannya dengan teknologi," paparnya.
Aria mengungkapkan seseorang harus mengetahui dengan batul, sumber permasalahan berada di aktivitasnya atau pada mindset.
Berkaitan dengan ekonomi, jika setiap orang melihat lebih luas, Aria menyebut pandemi virus corona tidak hanya menimbulkan dampak negatif.
"Kalau kita buka mata, ada juga kok yang masih bisa survive bahkan naik dalam kondisi ini," ujarnya.
Aria mengungkapkan saatnya mengembangkan pola sharing ekonomi dengan pola saling membantu.
Baca: Indonesia Terserah Mencuat, Psikolog: Wujud Jeritan Tenaga Medis, Lelah Fisik dan Psikis
4. Membangun Sikap Saling Percaya
Sikap keempat menurut Aria adalah membangun sikap saling percaya.
"Jika poin pertama hingga ketiga sudah baik, di akhirnya kita bisa percaya satu sama lain," ungkapnya.
Kepercayaan harus diberikan pada setiap pihak.
"Percaya dengan pemerintah, petugas di lapangan, bagi tenaga medis, dan rakyatnya juga," ujar Aria.
Masyarakat harus memiliki kepercayaan jika semua sudah melakukan yang terbaik.
Lebih lanjut, Aria mengungkapkan masyarakat tidak perlu terpengaruh dengan kejadian di masyarakat, terutama mereka yang tidak mematuhi anjuran pemerintah.
"Jangan mudah terombang-ambing, karena kita memiliki sikap mandiri," ungkap Aria.
"Kita bisa tetap di rumah, menahan diri untuk tidak keluar," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)